medcom.id, Jakarta: Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengingatkan saat ini Indonesia menghadapi krisis terkait kesiapan sumber daya manusia bidang kelautan.
Padahal, dengan asumsi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan memfokuskan perhatian pembangunan ekonomi maritim, Indonesia mutlak membutuhkan SDM kelautan yang handal dan berstandar internasional.
Hal tersebut dinyatakan Ketua Umum MTI Danang Parikesit, usai bertemu Wakil Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Olah Raga Republik Kroasia Roko Andricevic dan Duta Besar Republik Kroasia Drazen Margeta di Jakarta, Sabtu (20/9/2014).
Mereka membahas dukungan lembaga pendidikan terhadap penyiapan SDM bidang kelautan.
Menurut Danang, Kroasia merupakan salah satu negara Eropa yang memiliki perhatian tinggi pada isu human capital di bidang kelautan.
Ia mencontohkan, Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga kerja di industri pelayaran, karena baru terpenuhi 21 persen atau 1.500 orang dari kebutuhan 7.000 orang per tahun. Selain pemerintah, kata dia,rentang kebutuhan ini perlu segera diatasi dengan melibatkan lembaga-lembaga pendidikan kelautan yang ada.
Pertemuan itu juga membahas akreditasi pendidikan maritim, produktivitas pelabuhan, serta bidang pariwisata (domestic cruise),khususnya masalah kapal wisata dan industrinya.
Danang menambahkan, pembangunan kemaritiman mensyaratkan dimilikinya SDM yang cakap dan kapabel di semua ranah yang berkaitan dengan kelautan.
"Ide Jokowi - JK adalah mengembangkan konektivitas ekonomi antarpulau yang selama ini belum dikelola dengan baik. Maritim akan dijadikan kekuatan untuk mewujudkan keamanan nasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dan sumber daya kelautan," kata Guru Besar transportasi UGM Yogyakarta itu.
Danang menambahkan kebutuhan tenaga kerja yang handal dan berstandar internasional akan menjadi tuntutan pasar nasional maupun internasional untuk memenuhi kebutuhan di industri pelayaran yang dipastikan meningkat.
"Pada tahap awal, diperlukan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pendidikan. Fokusnya untuk pemenuhan tenaga kerja nasional dulu, baru internasional," cetusnya.
Ia menambahkan pertama dan terutama, Indonesia amat membutuhkan lembaga pendidikan yang memiliki kredibilitas dan secara kontinyu menyiapkan SDM kelautan yang cakap dan memenuhi kualifikasi standar internasional.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Olah Raga Republik Kroasia Roko Adricevic melihat Indonesia sebagai sebuah negara maritim besar yang memiliki banyak kesamaan dengan Kroasia. "Bedanya, kami justru surplus SDM bidang maritim,"pungkasnya. (Syarief Obaidillah)
medcom.id, Jakarta: Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengingatkan saat ini Indonesia menghadapi krisis terkait kesiapan sumber daya manusia bidang kelautan.
Padahal, dengan asumsi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) akan memfokuskan perhatian pembangunan ekonomi maritim, Indonesia mutlak membutuhkan SDM kelautan yang handal dan berstandar internasional.
Hal tersebut dinyatakan Ketua Umum MTI Danang Parikesit, usai bertemu Wakil Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Olah Raga Republik Kroasia Roko Andricevic dan Duta Besar Republik Kroasia Drazen Margeta di Jakarta, Sabtu (20/9/2014).
Mereka membahas dukungan lembaga pendidikan terhadap penyiapan SDM bidang kelautan.
Menurut Danang, Kroasia merupakan salah satu negara Eropa yang memiliki perhatian tinggi pada isu human capital di bidang kelautan.
Ia mencontohkan, Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga kerja di industri pelayaran, karena baru terpenuhi 21 persen atau 1.500 orang dari kebutuhan 7.000 orang per tahun. Selain pemerintah, kata dia,rentang kebutuhan ini perlu segera diatasi dengan melibatkan lembaga-lembaga pendidikan kelautan yang ada.
Pertemuan itu juga membahas akreditasi pendidikan maritim, produktivitas pelabuhan, serta bidang pariwisata (domestic cruise),khususnya masalah kapal wisata dan industrinya.
Danang menambahkan, pembangunan kemaritiman mensyaratkan dimilikinya SDM yang cakap dan kapabel di semua ranah yang berkaitan dengan kelautan.
"Ide Jokowi - JK adalah mengembangkan konektivitas ekonomi antarpulau yang selama ini belum dikelola dengan baik. Maritim akan dijadikan kekuatan untuk mewujudkan keamanan nasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dan sumber daya kelautan," kata Guru Besar transportasi UGM Yogyakarta itu.
Danang menambahkan kebutuhan tenaga kerja yang handal dan berstandar internasional akan menjadi tuntutan pasar nasional maupun internasional untuk memenuhi kebutuhan di industri pelayaran yang dipastikan meningkat.
"Pada tahap awal, diperlukan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pendidikan. Fokusnya untuk pemenuhan tenaga kerja nasional dulu, baru internasional," cetusnya.
Ia menambahkan pertama dan terutama, Indonesia amat membutuhkan lembaga pendidikan yang memiliki kredibilitas dan secara kontinyu menyiapkan SDM kelautan yang cakap dan memenuhi kualifikasi standar internasional.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Olah Raga Republik Kroasia Roko Adricevic melihat Indonesia sebagai sebuah negara maritim besar yang memiliki banyak kesamaan dengan Kroasia. "Bedanya, kami justru surplus SDM bidang maritim,"pungkasnya. (Syarief Obaidillah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)