Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan 2022-2023 datang lebih awal. Pergeseran musim hujan ini dipicu beberapa faktor.
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menyebut salah satu penyebab ialah iklim suhu laut di Indonesia hangat sehingga menyediakan suplai uap air cukup banyak. Kemudian, fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terjadi pada September.
"Fenomena regional yang dialami seperti sirkulasi angin monsun Asia-Australia dan daerah pertemuan angin antar tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ)," ungkap Supari dalam tayangan Selamat Pagi indonesia di Metro TV, Senin,12 September 2022.
Selain itu, Supari menyebut Indonesia mengalami fenomena unik karena mengalami La Nina selama 3 tahun berturut-turut. Fenomena La Nina yang diperkirakan terus melemah dan menuju netral pada Desember 2022-Januari 2023.
Perubahan iklim akibat pemanasan global menjadi salah satu penyebab kondisi ekstrem. Melihat intensitas musim hujan yang panjang, Supari mengingatkan masyarakat harus waspada terhadap cuaca ekstrem. Perlu ada langkah penyesuaian di beberapa sektor.
"Masyarakat juga harus mengenali potensi bencana di daerah masing-masing, masyarakat harus memeprsiapkan diri untuk mengahadpi musim hujan seperti memebrsihkan saluran air," ujar Supari.
Berikut daerah-daerah dan waktu perkiraan yang didera musim hujan:
1. September 2022
Sebanyak 114 zona musim (ZOM) atau sekitar 16,31 persen wilayah Indonesia diperkirakan mengalami musim hujan di awal September 2022. Periode ini akan meliputi sebagian daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Maluku dan Papua.
2. Oktober 2022
Sebanyak 175 ZOM (25,03%) memasuki musim hujan pada Oktober 2022. Meliputi sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
3. November 2022
Sebanyak 128 ZOM (18,31%) memasuki musim hujan pada November 2022. Meliputi sebagian daerah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. (Ainun Kusumaningrum)
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan 2022-2023 datang lebih awal. Pergeseran musim hujan ini dipicu beberapa faktor.
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menyebut salah satu penyebab ialah iklim suhu laut di Indonesia hangat sehingga menyediakan suplai uap air cukup banyak. Kemudian, fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) terjadi pada September.
"Fenomena regional yang dialami seperti sirkulasi angin monsun Asia-Australia dan daerah pertemuan angin antar tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ)," ungkap Supari dalam tayangan
Selamat Pagi indonesia di
Metro TV, Senin,12 September 2022.
Selain itu, Supari menyebut Indonesia mengalami fenomena unik karena mengalami La Nina selama 3 tahun berturut-turut. Fenomena La Nina yang diperkirakan terus melemah dan menuju netral pada Desember 2022-Januari 2023.
Perubahan iklim akibat pemanasan global menjadi salah satu penyebab kondisi ekstrem. Melihat intensitas musim hujan yang panjang, Supari mengingatkan masyarakat harus waspada terhadap cuaca ekstrem. Perlu ada langkah penyesuaian di beberapa sektor.
"Masyarakat juga harus mengenali potensi bencana di daerah masing-masing, masyarakat harus memeprsiapkan diri untuk mengahadpi musim hujan seperti memebrsihkan saluran air," ujar Supari.
Berikut daerah-daerah dan waktu perkiraan yang didera musim hujan:
1. September 2022
Sebanyak 114 zona musim (ZOM) atau sekitar 16,31 persen wilayah Indonesia diperkirakan mengalami musim hujan di awal September 2022. Periode ini akan meliputi sebagian daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Maluku dan Papua.
2. Oktober 2022
Sebanyak 175 ZOM (25,03%) memasuki musim hujan pada Oktober 2022. Meliputi sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
3. November 2022
Sebanyak 128 ZOM (18,31%) memasuki musim hujan pada November 2022. Meliputi sebagian daerah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
(Ainun Kusumaningrum) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)