Tak sekadar intensitas, jenis-jenis hujan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukan awan dan siklus turunnya hujan. Freepik/wirestock
Tak sekadar intensitas, jenis-jenis hujan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukan awan dan siklus turunnya hujan. Freepik/wirestock

Beragam Jenis Hujan dan Proses Terjadinya

Putri Purnama Sari • 17 Oktober 2022 16:16
Jakarta: Tahukah Sobat Medcom jika hujan itu banyak jenisnya? Tak sekadar intensitas, jenis-jenis hujan dapat dibagi berdasarkan proses pembentukan awan dan siklus turunnya hujan.

Proses terbentuknya hujan

Hujan terbentuk apabila titik-titik air yang terpisah dari awan jatuh ke bumi. Sebelum terjadinya hujan, awan berfungsi sebagai penampung uap air dari permukaan bumi.
 
Air yang ada di permukaan bumi baik laut, sungai, atau danau menguap karena panas dari sinar matahari. Uap air ini akan naik dan menjadi awan.
 
Awan yang mengandung uap air ini akan terkumpul menjadi awan yang mendung. Pada suhu tertentu di atmosfer, uap air ini akan mengembun dan turun menjadi hujan.

Jenis hujan berdasarkan proses terjadinya

Dilansir dari laman elib.unikom, Berikut adalah jenis-jenis hujan dan proses terjadinya:

1. Hujan Siklonal


Hujan siklonal biasanya terjadi karena suhu permukaan bumi yang tidak stabil sehingga menjadi lembab yang diikuti angin yang berputar ke atas. Biasanya, hujan ini memiliki intensitas yang cepat berubah dan melanda area yang tidak terlalu luas dalam waktu yang relatif singkat.

2. Hujan Orografis


Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.

Terjadi hujan disekitar pegunungan. Hujan ini mengakibatkan terjadinya daerah bayangan hujan (salah satu sisi dari pegunungan yang tidak terkena hujan orografis).

3. Hujan Frontal


Hujan frontal terjadi karena bertemunya angin musim panas yang membawa uap air yang lembab dengan udara dingin bersuhu rendah. Ini menyebabkan terjadinya pengembunan di udara yang akhirnya menurunkan hujan.
 
Daerah bertemunya angin musim panas dan udara dingin disebut dengan bidang front.

4. Hujan Muson (Hujan Musiman)


Hujan muson adalah hujan musiman yang disebabkan oleh angin muson. Di Indonesia, hujan muson timur terjadi pada bulan Oktober hingga April selama musim penghujan.
 
Angin Muson timur bergerak dari benua Australia menuju Asia. Angin ini membawa serta awan yang mengandung curah hujan yang tinggi karena di Australia sedang musim dingin.
 
Hujan  muson biasanya terjadi karena suhu darat lebih tinggi dari suhu di air sehingga tekanan di darat lebih rendah daripada di laut mengakibatkan aliran udara yang tetap ke arah daratan

5. Hujan Zenithal


Hujan zenithal adalah hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.

6. Hujan Asam


Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6). Karbondioksida dengan uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan dan hewan.
 
Sementara itu, hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur oksida. Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi dengan uap air untuk membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.
 
Hujan asam biasanya terjadi karena letusan gunung berapi. Tapi seiring dengan kemajuan industri, hujan asam juga disebabkan oleh meningkatnya polusi udara dari pabrik, mobil, dan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil.
 
Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara juga penyumbang terjadinya hujan asam.

7. Hujan Buatan


Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan saat kebutuhan air secara alami tidak dapat dipenuhi. Untuk membuat hujan buatan diperlukan awan yang memiliki kandungan air yang cukup sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah.
 
Untuk membuat hujan buatan diperlukan juga bahan semai yang dapat menarik uap air atau membentuk es. Hujan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan.
 
Hujan buatan diharapkan mampu menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat hidup bahagia dan sejahtera.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan