LIPI juga mendapati data kalau dari 18 kota utama Indonesia menemukan 0,27 juta ton hingga 0,59 juta ton sampah masuk ke laut selama kurun waktu 2018. Sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah styrofoam.
Co Founder The Antheia Project Ruhani Nitiyudo mengungkapkan, edukasi dan aksi nyata mengenai sustainable living diperlukan untuk mendukung gerakan dan semakin banyak orang yang terlibat untuk bersikap baik kepada alam. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan banyak pihak, termasuk kaum muda.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami memulai dari gen Z dan generasi milenial terlebih dahulu karena kami yakin merekalah kini yang memegang peran besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk ditempati," ujar Ruhani, Minggu, 18 Desember 2022.
Baca: Lebih Ramah Lingkungan, Ini 5 Kelebihan Sedotan Stainless Steel |
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Tata Laksana Produsen pada Direktorat Pengurangan Sampah Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan pemerintah mendukung gerakan anak muda. Bentuk dukungan tentunya dalam pendekatan regulasi.
Guna berjalan bersama mengatasi permasalahan styrofoam, kaum muda harus menekankan pada kalangan produsen dan menggaungkan menghentikan pemakaian styrofoam. Sekaligus, mengedukasi pedagang kecil.
"Akhirnya, pada tahun 2029 kita bisa membatasi penggunaanya secara bertahap beberapa jenis plastik sekali pakai. Hal ini bisa dimulai dengan mengimplementasikan 3R (reuse, reduce, dan recycle), membudayakan kearifan lokal, dan mengembangkan inisiatif baru pada penerapan economy circular," ujar Ujang.