Silaturahmi Ramadan jajaran BPIP, di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei 2021. (Foto: Dok. BPIP)
Silaturahmi Ramadan jajaran BPIP, di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei 2021. (Foto: Dok. BPIP)

BPIP dan KWI Soroti Tantangan Internal yang Dihadapi Indonesia

Gervin Nathaniel Purba • 11 Mei 2021 19:33
Jakarta: Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menegaskan komitmen KWI terhadap Pancasila yang menjadi dasar negara. Seperti umat lainnya, pemeluk Katolik juga berkewajiban menjaga Pancasila.
 
Pernyataan Uskup Agung Jakarta itu disampaikan saat menerima Silaturahmi Ramadan jajaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Gedung KWI, Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 10 Mei 2021.
 
Acara yang digelar langsung dan daring tersebut bagian kunjungan BPIP ke berbagai organisasi keagamaan di Tanah Air.

Suharyo melanjutkan, dia selalu mengajak umat Katolik untuk mewarisi semangat para pendiri bangsa. Termasuk yang disuarakan Uskup Agung Soegijapranata dahulu kala soal cinta Tanah Air.
 
Bentuk cinta Tanah Air itu bisa diterjemahkan umat Katolik dalam berbagai bentuk konkret. Misalnya, terlibat aktif dalam Sumpah Pemuda 1928.
 
"Jadi yang diingat dalam doa itu adalah Hari Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, dan Pancasila pada 18 Agustus 1945," ujar Suharyo, dikutip keterangan tertulis, Selasa, 11 Mei 2021.
 
Sejak 2016, Keuskupan Agung Jakarta selalu megajak umatnya untuk mengamalkan Pancasila. Setiap tahun, setiap sila dipelajari, mulai dari sila pertama sampai kelima. Juga didalami dalam dinamika ideologi. Lalu diterjemahkan dalam gagasan dan tindakan.
 
"Harapannya dengan dinamika itu, ideologi Pancasila dan gagasan yang diterjemahkan itu dapat menjadi watak umat Katolik," ujarnya.
 
Pada kesempatan yang sama, Anggota Dewan Pengarah BPIP Rikard Bagun mengajak semua pihak untuk meningkatkan kolaborasi, sinergi, dan harmonisasi dalam mendorong penguatan ideologi Pancasila.
 
Menurut Rikard, saat ini ada dua tantangan yang dihadapi di internal dan eksternal. Internal, kekecewaan dari segi implementasi Pancasila. Terutama sila kedua.
 
BPIP dan KWI Soroti Tantangan Internal yang Dihadapi Indonesia
(Foto: Dok. BPIP)
 
"Sekarang banyak sekali ujaran kebencian. Selain itu, adalah sila kelima Keadilan Sosial," kata Rikard.
 
Sementara, tantangan dari luar tentang ideologi tandingan. Contoh yang telah terjadi di masyarakat, yaitu sikap intoleransi dan ujaran kebencian.
 
Dengan silaturahmi ini, Bagun berharap berbagai persoalan itu bisa teratasi dengan makin giat membumikan nilai Pancasila.  
 
"Tujuan BPIP datang ke sini untuk berbagi persoalan tantangan internal kita," ucap Rikard.  
 
Sementara itu, Kepala BPIP Yudian Wahyudi kembali mengajak masyarakat bergotong-royong mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
 
"Tujuannya agar umat beragama di Indonesia tetap rukun, adil, dan makmur," kata Yudian.
 
Mantan Rektor UIN Yogyakarta ini menegaskan, kebhinekaan adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Perbedaan suku, bahasa, hingga agama adalah bukti nyata bangsa Indonesia luar biasa.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan