Jakarta: Sertifikat vaksinasi milik Presiden Joko Widodo beredar di media sosial. Peristiwa ini diduga terjadi karena ada pihak yang menggunakan data pribadi Jokowi untuk mendapatkan informasi.
"Ini bukan kebocoran NIK, tetapi menggunakan data orang lain untuk mendapatkan data informasi orang lain,” ujar Zudan, melalui pesan singkat, Jumat, 3 September 2021.
Lalu apa penyebab sertifikat vaksinasi Jokowi bisa diakses dan disebarkan ke internet? Zudan menjelaskan bahwa aplikasi PeduliLindungi bisa diakses siapa pun. Untuk mengakses PeduliLindungi pengguna cukup memasukan nama lengkap dan NIK tidak perlu memasukan password atau autentikasi lainnya seperti biometrik dll.
Artinya selama orang tersebut mengetahui nama lengkap dan NIK, bisa masuk ke aplikasi PeduliLindungi dan mengunduh sertifikat vaksinasi.
Ia juga mengungkapkan, seseorang bisa dengan mudah mendapatkan NIK orang lain di mesin pencari (Google). Musababnya, data pribadi tersebut tersedia secara terbuka di internet.
"Di Google banyak NIK yang terbuka. NIK kita beredar saat mengurus apa pun karena seringkali meninggalkan fotokopi KTP dan KK," tutur dia.
Zudan menyarankan aplikasi PeduliLindungi diperbaiki. Sehingga perlindungan data pribadi lebih kuat.
"Saran saya untuk PeduliLindungi perlu dua factors authentication, tidak hanya dengan NIK saja. Bisa dengan biometrik atau tanda tangan digital," ujar Zudan.
Terkait beredarnya sertifikat vaksin Jokowi Zudan menyebut pelaku yang mengakses PeduliLindungi dengan NIK Presiden bisa terkena sanksi pidana. Zudan menyebut ancaman pidana diatur dalam Pasal 95 Undang-Undang Administrasi Kependudukan.
Seseorang yang tanpa hak mengakses data kependudukan dapat dipenjara maksimal 2 tahun dan/atau denda maksimal Rp25 juta. Serta Pasal 95A yang mengatur hukuman bagi orang yang menyebarkan data kependudukan.
Zudan menyampaikan telah melaporkan sertifikat vaksinasi presiden yang viral ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Saat ini, sertifikat tidak bisa diakses lagi secara luas.
Jakarta: Sertifikat vaksinasi milik
Presiden Joko Widodo beredar di media sosial. Peristiwa ini diduga terjadi karena ada pihak yang menggunakan data pribadi Jokowi untuk mendapatkan informasi.
"Ini bukan kebocoran NIK, tetapi menggunakan data orang lain untuk mendapatkan data informasi orang lain,” ujar Zudan, melalui pesan singkat, Jumat, 3 September 2021.
Lalu apa penyebab
sertifikat vaksinasi Jokowi bisa diakses dan disebarkan ke internet? Zudan menjelaskan bahwa aplikasi PeduliLindungi bisa diakses siapa pun. Untuk mengakses PeduliLindungi pengguna cukup memasukan nama lengkap dan NIK tidak perlu memasukan password atau autentikasi lainnya seperti biometrik dll.
Artinya selama orang tersebut mengetahui nama lengkap dan NIK, bisa masuk ke aplikasi PeduliLindungi dan mengunduh sertifikat vaksinasi.
Ia juga mengungkapkan, seseorang bisa dengan mudah mendapatkan NIK orang lain di mesin pencari (Google). Musababnya, data pribadi tersebut tersedia secara terbuka di internet.
"Di Google banyak NIK yang terbuka. NIK kita beredar saat mengurus apa pun karena seringkali meninggalkan fotokopi KTP dan KK," tutur dia.
Zudan menyarankan aplikasi PeduliLindungi diperbaiki. Sehingga perlindungan data pribadi lebih kuat.
"Saran saya untuk PeduliLindungi perlu dua factors authentication, tidak hanya dengan NIK saja. Bisa dengan biometrik atau tanda tangan digital," ujar Zudan.
Terkait beredarnya sertifikat vaksin Jokowi Zudan menyebut pelaku yang mengakses PeduliLindungi dengan NIK Presiden bisa terkena sanksi pidana. Zudan menyebut ancaman pidana diatur dalam Pasal 95 Undang-Undang Administrasi Kependudukan.
Seseorang yang tanpa hak mengakses data kependudukan dapat dipenjara maksimal 2 tahun dan/atau denda maksimal Rp25 juta. Serta Pasal 95A yang mengatur hukuman bagi orang yang menyebarkan data kependudukan.
Zudan menyampaikan telah melaporkan sertifikat vaksinasi presiden yang viral ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Saat ini, sertifikat tidak bisa diakses lagi secara luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)