Jakarta: Kementerian Agama resmi meluncurkan buku saku halal. Buku sebagai panduan serta upaya meningkatkan literasi masyarakat soal jaminan produk halal (JPH) sejak dari hulu hingga hilir.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Mastuki mengatakan peningkatan literasi halal akan mendorong terwujudnya sadar halal di tengah masyarakat. Hal ini berimplikasi pada menguatnya ekosistem halal di Indonesia.
Terlebih, halal saat ini tidak lagi soal fikih dalam konteks halal versus haram saja. Namun, secara konsep halal telah mengalami perkembangan pesat baik terkait syariah compliance atau kepatuhan syariah.
"Maupun terkait berbagai bidang ilmu pengetahuan atau sains, juga dunia industri yang begitu dinamis," ujar Mastuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 7 September 2021.
Buku saku halal tersebut membahas sejumlah topik penting tentang halal dan JPH. Mulai konsep halal dalam Islam dan sains, urgensi mengonsumsi produk halal, regulasi tentang sertifikasi halal, dukungan pemerintah terhadap sertifikasi halal, halal sebagai global lifestyle, hingga tata cara mendeteksi atau memastikan produk halal.
Kemenag menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Surakarta dalam penyusunan buku saku itu. Mastuki memastikan peran UIN sejalan dengan amanat regulasi terbaru JPH yang memberikan kesempatan bagi peran perguruan tinggi dalam penyelenggaraan JPH.
"Ini menjadi salah satu bentuk peran penting perguruan tinggi khususnya PTKIN (Perguruan Tingi Keagamaan Islam Negeri) di mana UIN harus menjadi garda depan pengembangan kajian-kajian penting di bidang halal sesuai kapasitas yang dimiliki," kata dia.
Mastuki berharap ke depan terus lahir berbagai karya-karya literasi halal yang semakin memperkaya khazanah literasi halal di tengah masyarakat dalam upaya mewujudkan halal sebagai gaya hidup. Dia menuturkan meningkatnya literasi halal di masyarakat merupakan salah satu indikator penting sekaligus menjadi modal suksesnya penyelenggaraan jaminan produk halal di Indonesia.
"Terlebih, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia telah menjadi komitmen bersama," kata dia.
Sementara itu, Rektor UIN Surakarta Mudofir mengatakan saat ini halal telah menjadi perhatian dunia. Urgensi konsep halal semakin besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Apalagi konsep halal identik dengan green product, produk yang thayyib, baik, aman, dan berkualitas untuk digunakan umat manusia.
"BPJPH bukan hanya milik Indonesia saja, melainkan telah menjadi milik dunia," kata Mudofir.
(Baca: Erick Thohir Ingin Rest Area Tol Jadi Pusat Penjualan Produk Halal Lokal)
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Jakarta:
Kementerian Agama resmi meluncurkan buku saku halal. Buku sebagai panduan serta upaya meningkatkan literasi masyarakat soal jaminan
produk halal (JPH) sejak dari hulu hingga hilir.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Mastuki mengatakan peningkatan literasi halal akan mendorong terwujudnya sadar halal di tengah masyarakat. Hal ini berimplikasi pada menguatnya ekosistem halal di Indonesia.
Terlebih, halal saat ini tidak lagi soal fikih dalam konteks halal versus haram saja. Namun, secara konsep halal telah mengalami perkembangan pesat baik terkait syariah
compliance atau kepatuhan syariah.
"Maupun terkait berbagai bidang ilmu pengetahuan atau sains, juga dunia industri yang begitu dinamis," ujar Mastuki dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 7 September 2021.
Buku saku halal tersebut membahas sejumlah topik penting tentang halal dan JPH. Mulai konsep halal dalam Islam dan sains, urgensi mengonsumsi produk halal, regulasi tentang sertifikasi halal, dukungan pemerintah terhadap sertifikasi halal, halal sebagai global lifestyle, hingga tata cara mendeteksi atau memastikan produk halal.
Kemenag menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Surakarta dalam penyusunan buku saku itu. Mastuki memastikan peran UIN sejalan dengan amanat regulasi terbaru JPH yang memberikan kesempatan bagi peran perguruan tinggi dalam penyelenggaraan JPH.
"Ini menjadi salah satu bentuk peran penting perguruan tinggi khususnya PTKIN (Perguruan Tingi Keagamaan Islam Negeri) di mana UIN harus menjadi garda depan pengembangan kajian-kajian penting di bidang halal sesuai kapasitas yang dimiliki," kata dia.
Mastuki berharap ke depan terus lahir berbagai karya-karya literasi halal yang semakin memperkaya khazanah literasi halal di tengah masyarakat dalam upaya mewujudkan halal sebagai gaya hidup. Dia menuturkan meningkatnya literasi halal di masyarakat merupakan salah satu indikator penting sekaligus menjadi modal suksesnya penyelenggaraan jaminan produk halal di Indonesia.
"Terlebih, cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia telah menjadi komitmen bersama," kata dia.
Sementara itu, Rektor UIN Surakarta Mudofir mengatakan saat ini halal telah menjadi perhatian dunia. Urgensi konsep halal semakin besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Apalagi konsep halal identik dengan green product, produk yang thayyib, baik, aman, dan berkualitas untuk digunakan umat manusia.
"BPJPH bukan hanya milik Indonesia saja, melainkan telah menjadi milik dunia," kata Mudofir.
(Baca:
Erick Thohir Ingin Rest Area Tol Jadi Pusat Penjualan Produk Halal Lokal)
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan
Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)