Jakarta: Juru bicara pemerintah untuk covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) efektif menurunkan kasus penyakit di dunia. Hal ini berdasarkan penelitian terkait protokol kesehatan (prokes) dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) pada September 2020.
"Laporan itu mengatakan menurunkan kejadian influenza musiman di Amerika Serikat berkat adanya masker dan jaga jarak," kata Reisa Broto Asmoro via akun YouTube KPCPEN, Rabu, 10 November 2021.
Menurut dia, situasi serupa juga terjadi di Chile, Australia, dan Afrika Selatan. Di Indonesia, membiasakan diri memakai masker dan menjaga jarak turut menurunkan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Karangasem, Bali.
Baca: Aturan PPKM di Jateng Dilonggarkan, Event Organizer Dapat Angin Segar
"Pada 2019 pernah tercatat 945 kasus dan 2020 turun 750 kasus dan pada tahun ini sampai dengan Oktober terdata ada 450 kasus," kata Reisa Broto Asmoro.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik membantu mengurangi masuknya kuman ke dalam tubuh. Hal ini terlihat di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, yang melaporkan kasus diare berkurang lebih dari 1.300 kasus dari 2019 ke 2020.
Reisa juga mengatakan menjaga jarak diyakini membuat masyarakat terhindar dari berbagai penyakit menular, seperti batuk, pilek, bahkan tuberkulosis. Namun, hipotesis ini belum dibuktikan dengan penelitian yang komprehensif.
Di sisi lain, inisiatif mengurangi mobilitas sampai 30 persen pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak baik kepada lingkungan. Hal ini membantu mengurangi polusi dan menaikkan kualitas udara.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan bahwa indeks standar pencemaran udara di DKI Jakarta, Padang, Pekanbaru, Makassar, dan Banjarmasin menurun," kata Reisa.
Jakarta: Juru bicara pemerintah untuk
covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M) efektif menurunkan kasus penyakit di dunia. Hal ini berdasarkan penelitian terkait
protokol kesehatan (prokes) dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) pada September 2020.
"Laporan itu mengatakan menurunkan kejadian influenza musiman di Amerika Serikat berkat adanya masker dan jaga jarak," kata Reisa Broto Asmoro via akun
YouTube KPCPEN, Rabu, 10 November 2021.
Menurut dia, situasi serupa juga terjadi di Chile, Australia, dan Afrika Selatan. Di Indonesia, membiasakan diri memakai masker dan menjaga jarak turut menurunkan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Karangasem, Bali.
Baca:
Aturan PPKM di Jateng Dilonggarkan, Event Organizer Dapat Angin Segar
"Pada 2019 pernah tercatat 945 kasus dan 2020 turun 750 kasus dan pada tahun ini sampai dengan Oktober terdata ada 450 kasus," kata Reisa Broto Asmoro.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik membantu mengurangi masuknya kuman ke dalam tubuh. Hal ini terlihat di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, yang melaporkan kasus diare berkurang lebih dari 1.300 kasus dari 2019 ke 2020.
Reisa juga mengatakan menjaga jarak diyakini membuat masyarakat terhindar dari berbagai penyakit menular, seperti batuk, pilek, bahkan tuberkulosis. Namun, hipotesis ini belum dibuktikan dengan penelitian yang komprehensif.
Di sisi lain, inisiatif mengurangi mobilitas sampai 30 persen pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (
PPKM) darurat dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak baik kepada lingkungan. Hal ini membantu mengurangi polusi dan menaikkan kualitas udara.
"Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan bahwa indeks standar pencemaran udara di DKI Jakarta, Padang, Pekanbaru, Makassar, dan Banjarmasin menurun," kata Reisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
