Rano Karno selaku Inspektur Upacara menyematkan pita Operasi Lilin Kalimaya 2014 saat Gelar Pasukan di Mapolda Banten, di Serang, Selasa (23/12). Antara/Asep
Rano Karno selaku Inspektur Upacara menyematkan pita Operasi Lilin Kalimaya 2014 saat Gelar Pasukan di Mapolda Banten, di Serang, Selasa (23/12). Antara/Asep

Mengenal Bell's Palsy, Penyakit yang Diidap Rano Karno

Tri Kurniawan • 26 Februari 2015 15:17
medcom.id, Jakarta: Pelaksana tugas Gubernur Banten Rano Karno menderita penyakit Bell's Palsy sejak sepekan lalu. Akibatnya, wajah kiri Rano terlihat mencong seperti terkena stroke dan nada bicaranya terdengar gemetaran.
 
Dilansir ekahospital.com, Bell’s Palsy adalah penyakit saraf yang mengenai saraf fasialis (wajah), menyebabkan kelumpuhan otot-otot salah satu sisi wajah, sehingga wajah menjadi asimetris, karena salah satu sisi wajah tampak melorot/mencong.
 
"Hanya salah satu sisi wajah penderita saja yang dapat tersenyum. Selain itu, hanya satu mata saja yang dapat menutup dengan sempurna," dikutip Metrotvnews.com, Kamis (26/2/2015).

Penyebab Bell’s Palsy belum diketahui secara pasti. Beberapa sumber menyebutkan bahwa penyebab Bell’s Palsy adalah proses peradangan saraf yang mengontrol otot-otot salah satu sisi wajah. Ada pula yang mengatakan bahwa kerusakan saraf ini merupakan akibat dari infeksi virus.
 
Bell’s Palsy dapat terjadi pada semua golongan usia, baik pria maupun wanita. Pada kebanyakan orang, kelumpuhan saraf tersebut bersifat sementara, yakni selama beberapa hari hingga beberapa minggu, serta dapat kembali pulih setelah kurang lebih enam bulan.
 
Walau demikian, ada juga beberapa kasus di mana kelumpuhan saraf wajah tersebut terjadi secara permanen seumur hidup.
 
Umumnya dokter akan memeriksa wajah dan meminta pasien untuk melakukan gerakan seperti menutup mata, mengangkat alis, memperlihatkan gigi, dan mengerutkan wajah.
 
Selain itu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan EMG untuk menentukan kerusakan saraf dan melihat seberapa parah saraf tersebut rusak, sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang juga dapat menyebabkan kelemahan pada wajah, seperti stroke, infeksi, tumor, dan lainnya.
 
Pasien juga disarankan melakukan pemeriksaan radiologi, seperti CT Scan atau MRI kepala untuk menyingkirkan penyebab kelumpuhan yang mungkin terjadi.
 
Penanganan yang biasa dilakukan adalah melalui obat-obatan dan fisioterapi. Meski bisa sembuh dalam kurun waktu tertentu, dengan bantuan obat dan fisioterapi diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan