medcom.id, Jakarta: Satreskrim Polres Jakarta Selatan dinilai harus membongkar rekening RA. Hal itu untuk mengungkap siapa saja pelanggan AA dan 200 nama perempuan lainnya.
"Polisi harus bongkar rekening itu, untuk mengetahui siapa saja pelangan para PSK itu, termasuk nama-nama pejabat yang terlibat," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat dihubungi, Minggu (17/5/2015).
Neta menerangkan, pembongkaran itu penting lantaran bisa menunjukkan siapa saja pelangan RA yang diduga ada sejumlah pejabat dan anggota DPR yang terlibat praktik prostitusi kelas atas tersebut.
Lebih jauh, Neta curiga, duit yang digunakan pejabat bukan dari kantong sendiri. Tapi bisa berasal dari gratifikasi seks yang melibatkan pengusaha. Neta menduga, ada pengusaha ang membayarkan sejumlah uang kepada RA untuk pejabat yang mengunakan PSK yang masuk jaringan RA.
"Tidak mungkin pejabat mengeluarkan uang Rp80 hingga Rp200 juta untuk membayar PSK. Menurut saya, tidak semahal itu. Kecuali memang ada salah satu dari mereka yang dipelihara," sebut dia.
Jika kemudian ditemukan adanya gratifikasi ini, Neta menyebut, hal itu bahkan harus diusut bersama dengan lembaga penegak hukum lainnya.
"Tentunya pejabat tersebut harus diadili di tipikor. Karena gratifikasi seks ini," tegas dia.
Diketahui, polisi sebelumnya menciduk RA bersama AA. AA merupakan model majalah pria dewasa dan bintang iklan. RA kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Dari penyidikan terungkap, RA tak hanya menjajakan PSK perempuan tapi juga PSK pria. Namun, PSK yang dijajakan tak sembarang. RA menerapkan kriteria bagi PSK yang ditawarkannya.
medcom.id, Jakarta: Satreskrim Polres Jakarta Selatan dinilai harus membongkar rekening RA. Hal itu untuk mengungkap siapa saja pelanggan AA dan 200 nama perempuan lainnya.
"Polisi harus bongkar rekening itu, untuk mengetahui siapa saja pelangan para PSK itu, termasuk nama-nama pejabat yang terlibat," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane saat dihubungi, Minggu (17/5/2015).
Neta menerangkan, pembongkaran itu penting lantaran bisa menunjukkan siapa saja pelangan RA yang diduga ada sejumlah pejabat dan anggota DPR yang terlibat praktik prostitusi kelas atas tersebut.
Lebih jauh, Neta curiga, duit yang digunakan pejabat bukan dari kantong sendiri. Tapi bisa berasal dari gratifikasi seks yang melibatkan pengusaha. Neta menduga, ada pengusaha ang membayarkan sejumlah uang kepada RA untuk pejabat yang mengunakan PSK yang masuk jaringan RA.
"Tidak mungkin pejabat mengeluarkan uang Rp80 hingga Rp200 juta untuk membayar PSK. Menurut saya, tidak semahal itu. Kecuali memang ada salah satu dari mereka yang dipelihara," sebut dia.
Jika kemudian ditemukan adanya gratifikasi ini, Neta menyebut, hal itu bahkan harus diusut bersama dengan lembaga penegak hukum lainnya.
"Tentunya pejabat tersebut harus diadili di tipikor. Karena gratifikasi seks ini," tegas dia.
Diketahui, polisi sebelumnya menciduk RA bersama AA. AA merupakan model majalah pria dewasa dan bintang iklan.
RA kemudian ditetapkan sebagai tersangka.
Dari penyidikan terungkap, RA tak hanya menjajakan PSK perempuan tapi juga
PSK pria. Namun, PSK yang dijajakan tak sembarang. RA menerapkan
kriteria bagi PSK yang ditawarkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)
