Ilustrasi hujan angin. Foto Dok Lampost.co
Ilustrasi hujan angin. Foto Dok Lampost.co

Tekanan Udara di Tiongkok Pengaruhi Curah Hujan Tinggi di Jabodetabek

Antara • 04 Januari 2020 09:55
Jakarta: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan munculnya seruak dingin (cold surge) atau penjalaran massa udara dingin yang menyebabkan perbedaan tekanan udara yang ada di Tiongkok dan Hongkong berpengaruh pada prakiraan meningkatnya intensitas curah hujan tinggi di wilayah Indonesia dan sekitarnya pada 5-10 Januari 2020.
 
Dwikorita mengatakan di atas tanggal tersebut, curah hujan berpotensi mengguyur Ibu Kota dengan intensitas yang tinggi, terutama di tanggal 20-an Desember. Dia bilang BMKG melihat gejala masuknya cold surge melalui Laut China Selatan, pengaruh dari perbedaan tekanan udara yang ada di Tiongkok dan Hongkong hingga berujung pada Indonesia hal tersebut merupakan pengaruh dari iklim cuaca dunia.
 
"Bayangkan ada di China, Tibet, Hongkong pengaruhnya sampai Jabotabek, ini bagaimana global climate itu seperti itu," kata Dwikorita seperti dilansir dari Antara, Sabtu, 4 Januari 2020.

Pada 5-10 Januari 2020, intensitas curah hujan tinggi diprakirakan juga dipengaruhi fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Fenomena itu membuat aliran udara basah berjalan berarak-arakan dari Samudera Hindia dimulai dari timur Afrika ke sepanjang ekuator dan melewati Sumatera Barat, Pantai Barat Sumatera menuju ke Samudra Pasifik. Dengan kondisi ini, maka hujan lebat sampai ekstrem diprakirakan terjadi dengan intensitas bisa lebih dari 150 mm.
 
Hujan lebat hingga ekstrem berpotensi terjadi di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Jabodetabek, DIY, Jawa Barat dan Jawa Timur.
 
"Dari Samudera Hindia ke Samudra Pasifik tetapi jalurnya melewati Kepulauan Indonesia masuknya lewat Sumatera Barat bagian barat masuk menuju ke Kalimantan nyenggol ke Jawa, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung. Jadi, pada tanggal 5-10 Januari 2020 curah hujan intensitasnya diperkirakan meningkat lagi," ujar dia.
 
Untuk prakiraan curah hujan tanggal 5-10 Januari 2020, biasanya hujan mulai meningkat menjelang malam hari hingga dini hari.
 
"Jadi kalau pagi siang itu kita masih bisa tarik nafas lah beristirahat tapi kalau sudah menjelang gelap itu biasanya intensitasnya mulai meningkat jadi untuk wilayah tadi Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, kemudian sampai Jabodetabek, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, itu juga potensi," tutur Dwikorita.
 
Setelah tanggal 11-15 Januari 2050, aliran udara basah itu diprakirakan bergerak melalui Kalimantan Barat ke arah timur melewati Kalimantan bagian Selatan, Kalimantan bagian timur, akhirnya mampir di Sulawesi Selatan dan di Sulawesi Tenggara. Dengan demikian, curah hujan dengan intensitas tinggi diprakirakan terjadi di zona-zona tersebut.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan