Jakarta: Anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid menyambut baik rencana pembukaan akses internet di Papua. Namun, dia mengingatkan hal ini tak boleh dimanfaatkan untuk menyebarkan berita bohong.
"Saya harap kondisi tidak diblokir itu betul-betul dimaksimalkan oleh warga bukan untuk menyebar hoaks, fitnah, mengadu domba," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Agustus 2019.
Menurut dia, akses internet yang dibuka seluas-luasnya harus dimanfaatkan warga untuk menjaga NKRI. Terpenting, lanjut dia, internet dipakai untuk membalikkan informasi dari pihak yang berniat membuat konflik.
"Sebab itu, kita bisa melakukan disinformasi yang didatangkan dari pihak yang mau mengadu domba sesama warga bangsa yang ingin mendatangkan separatisme atau dukungan terhadap separatisme," ujar dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara berencana memulihkan jaringan internet di Papua, Kamis, 5 September. Namun, dia memberikan catatan akses internetan bakal dibuka bila situasi sudah tenang.
"Kami lakukan bertahap jika situasi sudah berangsur kondusif, terutama di kabupaten kota. Levelnya segera kita turunkan," kata Rudiantara di Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 3 September 2019.
Pemulihan dilakukan bertahap berdasar keamanan di setiap kabupaten/kota. "Per besok kita akan menerima laporan dan daftar untuk pemulihan komunikasi. Operator juga sudah kita beritahu. Paling lama tiga jam sudah pulih," ucap dia.
Menurut dia, pembatasan internet sejak Rabu, 21 Agustus 2019, dilakukan serentak di tingkat provinsi. Saat ini, Kementerian Kominfo sedang bekerja untuk menurunkan pembatasan internet berdasarkan wilayah kabupaten atau kota.
"Total ada 29 kabupaten atau kota di Papua dan 13 kabupaten atau kota di Papua Barat. Jadi memang kita harus jeli dan menyisir mana yang sudah kondusif," tutur dia.
Rudiantara membantah pemerintah memutus jaringan telekomunikasi di Papua. Ia menyebut jaringan seluler di Papua terganggu lantaran ada pihak luar yang memutus kabel optik milik Telkomsel.
"Yang mengakibatkan matinya seluruh layanan telekomunikasi di beberapa wilayah Jayapura," kata Rudi.
Jakarta: Anggota Komisi I DPR Hidayat Nur Wahid menyambut baik rencana pembukaan akses internet di Papua. Namun, dia mengingatkan hal ini tak boleh dimanfaatkan untuk menyebarkan berita bohong.
"Saya harap kondisi tidak diblokir itu betul-betul dimaksimalkan oleh warga bukan untuk menyebar hoaks, fitnah, mengadu domba," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Agustus 2019.
Menurut dia, akses internet yang dibuka seluas-luasnya harus dimanfaatkan warga untuk menjaga NKRI. Terpenting, lanjut dia, internet dipakai untuk membalikkan informasi dari pihak yang berniat membuat konflik.
"Sebab itu, kita bisa melakukan disinformasi yang didatangkan dari pihak yang mau mengadu domba sesama warga bangsa yang ingin mendatangkan separatisme atau dukungan terhadap separatisme," ujar dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara berencana memulihkan jaringan internet di Papua, Kamis, 5 September. Namun, dia memberikan catatan akses internetan bakal dibuka bila situasi sudah tenang.
"Kami lakukan bertahap jika situasi sudah berangsur kondusif, terutama di kabupaten kota. Levelnya segera kita turunkan," kata Rudiantara di Kementerian Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 3 September 2019.
Pemulihan dilakukan bertahap berdasar keamanan di setiap kabupaten/kota. "Per besok kita akan menerima laporan dan daftar untuk pemulihan komunikasi. Operator juga sudah kita beritahu. Paling lama tiga jam sudah pulih," ucap dia.
Menurut dia, pembatasan internet sejak Rabu, 21 Agustus 2019, dilakukan serentak di tingkat provinsi. Saat ini, Kementerian Kominfo sedang bekerja untuk menurunkan pembatasan internet berdasarkan wilayah kabupaten atau kota.
"Total ada 29 kabupaten atau kota di Papua dan 13 kabupaten atau kota di Papua Barat. Jadi memang kita harus jeli dan menyisir mana yang sudah kondusif," tutur dia.
Rudiantara membantah pemerintah memutus jaringan telekomunikasi di Papua. Ia menyebut jaringan seluler di Papua terganggu lantaran ada pihak luar yang memutus kabel optik milik Telkomsel.
"Yang mengakibatkan matinya seluruh layanan telekomunikasi di beberapa wilayah Jayapura," kata Rudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)