Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya. Medcom.id/Whisnu Mardiansyah.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya. Medcom.id/Whisnu Mardiansyah.

Lenis Kogoya Minta Provokator Penyerangan Mahasiswa Papua Ditindak

Whisnu Mardiansyah • 19 Agustus 2019 16:48
Jakarta: Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua Lenis Kogoya meminta aparat penegak hukum menindak tegas biang kerok penyerangan terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. Lenis yakin insiden di dua kota itu menyulut kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.
 
"Persoalan yang terjadi ini tidak perlu dibesar-besarkan. Mendorong adalah bagaimana penegakan hukum kejadian terjadi di Surabaya dan Malang. Siapa yang melempar batu, siapa yang bicara kata-kata kasar, terus siapa yang mengatakan suruh pulang (mahasiwa Papua), siapa yang melempar bendera," kata Lenis saat jumpa pers di Posko Papua, Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Senin, 19 Agustus 2019. 
 
Baca: Wiranto: Isu Pembakaran Bendera dan Rasialisme Ganggu Persatuan

Lenis meminta polisi menghukum provokator penyerangan tersebut. Ia meminta polisi tak pandang bulu menindak biang kerok kerusuhan itu, baik dari pihak mahasiswa Papua mau pun oknum aparat yang meneriakkan kata kasar. 
 
"Tidak ada perbedaan pendatang di Papua tetapi kita sesama anak bangsa yang sama wajib menjaga kesatuan Republik Indonesia wajib melindungi antara anak bangsa," kata Lenis.
 
Staf Khusus Presiden untuk Papua itu mengimbau semua pihak di Papua menanggapi masalah ini dengan kepala dingin. Ia meminta insiden serupa tak terulang, apalagi membawa isu rasialisme.
 
"Seharusnya kita sebagai anak bangsa yang sama. negara ini luar biasa negara lain tidak ada (seperti Indonesia)," tegas Lenis. 
 
Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) sebelumnya terlibat bentrok dengan warga sekitar di Perempatan Rajabali, Kota Malang, Kamis, 15 Agustus 2019, sekitar pukul 08.30 WIB.
 
Bentrokan terjadi ketika para mahasiswa Papua ini melakukan unjuk rasa memperingati 57 tahun perjanjian New York, dengan tema 'Amerika Serikat Harus Bertanggung Jawab Atas Penjajahan di West Papua'.
 
Di sela-sela aksi, terjadi keributan antara mahasiswa Papua dengan warga sekitar. Sempat terjadi bentrokan dan aksi saling lempar batu antara warga yang berusaha mencegah aksi unjuk rasa dari massa AMP. 
 
Kerusuhan bergeser ke Surabaya pada Jumat, 16 Agustus dan Sabtu, 17 Agustus 2019 akibat isu perusakan tiang bendera di lingkungan asrama mahasiswa Papua. Masyarakat Manokwari dan Jayapura pun terpancing.
 
Kerusuhan pecah di Manokwari, Papua Barat. Sejumlah jalan lumpuh karena ditutup massa aksi. Mereka memprotes insiden dugaan kekerasan dan pengusiran mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 15 Agustus 2019.
 
Baca: Wapres: Masyarakat Papua Hanya Minta Klarifikasi
 
Suasana semakin panas setelah sejumlah konten berisi dugaan penyerangan mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, tersebar via media sosial. Massa menganggap narasi tersebut merupakan diskriminasi warga Papua di Jawa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan