medcom.id, Jakarta: Empat Warga Negara Indonesia (WNI) korban sandera Abu Sayyaf tiba di Tanah Air. Raut bahagia tampak terpancar dari wajah mereka saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Sabtu 25 September malam.
Namun demikian, sandera tak banyak bicara saat ditanya wartawan ihwal peristiwa yang mereka alami selama ditawan kelompok Abu Sayyaf.
Theodorus Kopong asal Flores akhirnya angkat bicara. Dia bercerita tentang penyanderaanya selama 70 hari di Pulau Mindanau, Flipina. Selama itu, dia mendapat siksaan dan ditodong menggunakan senjata.
"Disiksa dan ditodong pakai senjata selama 2 bulan 10 hari," kata Theodorus Kopp di Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (24/9/2016).
WNI sandera Abu Sayyaf dalam perjalanan menuju Kementerian Luar Negeri -- Foto: MTVN/ LB Ciputri Hutabarat
Theodorus sendiri mengaku, belum bertemu dan memberi tahu keluarga perihal kedatangannya. "Keluarga enggak tahu. Saya terima kasih sama pemerintah," imbuhnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Lorens Koten asal Kalimantan. Lorens bilang, selama penyanderaan dia disiksa dan diperlakukan tidak menyenangkan.
Tak banyak bicara, Lorens menyebut sudah tidak ada lagi tawanan yang ada di markas Abu Sayyaf. "Enggak ada lagi di sana," ujarnya.
Pembebasan sandera berlangsung tengah malam, Sabtu 17 September 2016. Keempat sandera yang dibebaskan yakni Lorens Lagadoni Koten, 34, asal Nunukan, Kalimantan Utara, Teodorus Kopong Koten, 42, asal Flores, Herman Bin Manggak, 30, asal Bulukumba, Sulawesi Selatan dan Emanuel Arakian Maran, 46, asal Nunukan Sulawesi Selatan.
Mereka merupakan anak buah pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Len yang diculik di perairan Lahad Datu, Malaysia, Juli lalu.
medcom.id, Jakarta: Empat Warga Negara Indonesia (WNI) korban sandera Abu Sayyaf tiba di Tanah Air. Raut bahagia tampak terpancar dari wajah mereka saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Sabtu 25 September malam.
Namun demikian, sandera tak banyak bicara saat ditanya wartawan ihwal peristiwa yang mereka alami selama ditawan kelompok Abu Sayyaf.
Theodorus Kopong asal Flores akhirnya angkat bicara. Dia bercerita tentang penyanderaanya selama 70 hari di Pulau Mindanau, Flipina. Selama itu, dia mendapat siksaan dan ditodong menggunakan senjata.
"Disiksa dan ditodong pakai senjata selama 2 bulan 10 hari," kata Theodorus Kopp di Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (24/9/2016).
WNI sandera Abu Sayyaf dalam perjalanan menuju Kementerian Luar Negeri -- Foto: MTVN/ LB Ciputri Hutabarat
Theodorus sendiri mengaku, belum bertemu dan memberi tahu keluarga perihal kedatangannya. "Keluarga enggak tahu. Saya terima kasih sama pemerintah," imbuhnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Lorens Koten asal Kalimantan. Lorens bilang, selama penyanderaan dia disiksa dan diperlakukan tidak menyenangkan.
Tak banyak bicara, Lorens menyebut sudah tidak ada lagi tawanan yang ada di markas Abu Sayyaf. "Enggak ada lagi di sana," ujarnya.
Pembebasan sandera berlangsung tengah malam, Sabtu 17 September 2016. Keempat sandera yang dibebaskan yakni Lorens Lagadoni Koten, 34, asal Nunukan, Kalimantan Utara, Teodorus Kopong Koten, 42, asal Flores, Herman Bin Manggak, 30, asal Bulukumba, Sulawesi Selatan dan Emanuel Arakian Maran, 46, asal Nunukan Sulawesi Selatan.
Mereka merupakan anak buah pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Len yang diculik di perairan Lahad Datu, Malaysia, Juli lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)