Jakarta: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan jaminan kesetaraan informasi digital bagi disabilitas hingga pelosok tanah air. Pemenuhan aksesibilitas perlahan namun pasti mulai dirasakan penyandang disabilitas hingga kini.
Kemenkominfo melalui BAKTI telah membangun Satelit Republik Indonesia (Satria) yang rencananya akan diluncurkan tahun 2023. BAKTI Kominfo nantinya akan menyediakan layanan akses internet gratis bagi kantor kantor layanan publik di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) seperti puskesmas, kantor, sekolah hingga kelurahan desa.
“Mencanangkan program percepatan transformasi digital nasional ini tak boleh ada seorangpun yang ditinggalkan maka penyandang disabilitas tak bisa luput dari transformasi digital,” kata Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif dalam tayangan Newsline di Metro TV, Jumat, 10 Desember 2021.
Anang menyebut pihaknya tengah membangun jaringan PT Seluler BTS untuk melengkapi 12.548 daerah blank spot. Hal tersebut dikerjakan dengan berbagi tugas, yaitu 9.113 daerah menjadi tanggung jawab BAKTI, sedangkan 3.435 sisanya tugas operator seluler.
Selain itu, Anang juga mengatakan akan melengkapi setiap titik layanan publik dengan jaringan internet melalui Satria. Terhitung sebanyak 150 ribu layanan publik, yang mana terdapat sekitar 93 ribu sekolah, pesantren, dan 54 ribu kantor desa.
“Wifi gratis nanti kita siapkan sehingga harapannya setelah Satria nanti hadir, semua kantor kantor desa, sekolah, puskesmas, semua sudah full digital,” ujar Anang.
Aksesibilitas untuk para penyandang disabilitas memang dikatakan semakin maju dan memadai. Hal tersebut pun diakui Adi Gunawan yang merupakan pendiri Adi Gunawan Institute yaitu sebuah lembaga bagi disabilitas penglihatan untuk berkarya.
“Tahun 2021 ini, sebagian besar kebutuhan dari teman-teman disabilitas terkait dengan aksesibilitas sudah semakin maju ketimbang hari-hari yang lainnya. Kemajuan kemajuan itu tentu akan semakin membuat kita lebih dekat dengan kesetaraan,” ucap Adi.
Adi menyebut kehadiran teknologi suara dalam ponsel pintar sangat membantu penyandang disabilitas penglihatan untuk dapat beraktivitas secara mandiri. Adi Gunawan Institute menyediakan ponsel pintar gratis bagi para penyandang disabilitas penglihatan yang tidak mampu sejak 2018. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (
Kemenkominfo) memberikan jaminan kesetaraan
informasi digital bagi disabilitas hingga pelosok tanah air. Pemenuhan aksesibilitas perlahan namun pasti mulai dirasakan penyandang disabilitas hingga kini.
Kemenkominfo melalui BAKTI telah membangun Satelit Republik Indonesia (Satria) yang rencananya akan diluncurkan tahun 2023.
BAKTI Kominfo nantinya akan menyediakan layanan akses internet gratis bagi kantor kantor layanan publik di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) seperti puskesmas, kantor, sekolah hingga kelurahan desa.
“Mencanangkan program percepatan transformasi digital nasional ini tak boleh ada seorangpun yang ditinggalkan maka penyandang disabilitas tak bisa luput dari transformasi digital,” kata Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif dalam tayangan Newsline di Metro TV, Jumat, 10 Desember 2021.
Anang menyebut pihaknya tengah membangun jaringan PT Seluler BTS untuk melengkapi 12.548 daerah blank spot. Hal tersebut dikerjakan dengan berbagi tugas, yaitu 9.113 daerah menjadi tanggung jawab BAKTI, sedangkan 3.435 sisanya tugas operator seluler.
Selain itu, Anang juga mengatakan akan melengkapi setiap titik layanan publik dengan jaringan internet melalui Satria. Terhitung sebanyak 150 ribu layanan publik, yang mana terdapat sekitar 93 ribu sekolah, pesantren, dan 54 ribu kantor desa.
“Wifi gratis nanti kita siapkan sehingga harapannya setelah Satria nanti hadir, semua kantor kantor desa, sekolah, puskesmas, semua sudah full digital,” ujar Anang.
Aksesibilitas untuk para penyandang disabilitas memang dikatakan semakin maju dan memadai. Hal tersebut pun diakui Adi Gunawan yang merupakan pendiri Adi Gunawan Institute yaitu sebuah lembaga bagi disabilitas penglihatan untuk berkarya.
“Tahun 2021 ini, sebagian besar kebutuhan dari teman-teman disabilitas terkait dengan aksesibilitas sudah semakin maju ketimbang hari-hari yang lainnya. Kemajuan kemajuan itu tentu akan semakin membuat kita lebih dekat dengan kesetaraan,” ucap Adi.
Adi menyebut kehadiran teknologi suara dalam ponsel pintar sangat membantu penyandang disabilitas penglihatan untuk dapat beraktivitas secara mandiri. Adi Gunawan Institute menyediakan ponsel pintar gratis bagi para penyandang disabilitas penglihatan yang tidak mampu sejak 2018. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)