Jakarta: Ramadan harus dimanfaatkan umat Islam untuk memperbaiki diri dan memberi makna kehidupan dalam beragama hingga berbangsa. Momentum bulan puasa mesti mengajarkan seorang Muslim menjadi manusia yang peka kemanusiaan.
Ustaz Sukidi menyebut penghayatan kemanusiaan saat Ramadan diharap melahirkan sikap peduli terhadap sesama. Terutama kemampuan untuk merasakan kondisi orang yang 'lemah' dan tidak beruntung secara ekonomi.
“Dari situ lahir etika kemanusiaan untuk memberikan empati kepada warga yang membutuhkan (the poor) dan lemah (mustadh'afin),” ujar Sukidi dalam program Khazanah Islam di Metro TV, Minggu, 10 April 2022.
Sikap empati terhadap warga yang kurang beruntung merupakan manifestasi dari sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah SWT yang mesti dijiwai setiap umat Islam. Sikap belas kasih dan mencintai sesama harus lahir dari ketulusan, bukan karena mengharapkan pujian dan imbalan.
Sikap positif harus menjadi pedoman umat Islam dalam bergaul di tengah masyarakat yang majemuk. Sukidi berharap momen Ramadan menciptkan kesempatan bagi setiap muslim saling mengenal satu sama lain. Baik dari momen salat berjemaah atau tadarus bersama.
Sukidi mengingatkan, sekadar mengenal dan mengakui eksistensi warga lain belum cukup sebagai bekal hidup bersama. Kebinekaan yang menjadi rahmat Tuhan itu harus disambut dengan positif dan optimis dengan disertai keterlibatan aktif pada urusan keumatan dan kebangsaan. (Alifiah Nurul Rahmania)
Jakarta: Ramadan harus dimanfaatkan umat Islam untuk memperbaiki diri dan memberi makna kehidupan dalam beragama hingga berbangsa. Momentum bulan puasa mesti mengajarkan seorang Muslim menjadi manusia yang peka kemanusiaan.
Ustaz Sukidi menyebut penghayatan kemanusiaan saat Ramadan diharap melahirkan sikap peduli terhadap sesama. Terutama kemampuan untuk merasakan kondisi orang yang 'lemah' dan tidak beruntung secara ekonomi.
“Dari situ lahir etika kemanusiaan untuk memberikan empati kepada warga yang membutuhkan (
the poor) dan lemah (
mustadh'afin),” ujar Sukidi dalam program
Khazanah Islam di
Metro TV, Minggu, 10 April 2022.
Sikap empati terhadap warga yang kurang beruntung merupakan manifestasi dari sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah SWT yang mesti dijiwai setiap umat Islam. Sikap belas kasih dan mencintai sesama harus lahir dari ketulusan, bukan karena mengharapkan pujian dan imbalan.
Sikap positif harus menjadi pedoman umat Islam dalam bergaul di tengah masyarakat yang majemuk. Sukidi berharap momen Ramadan menciptkan kesempatan bagi setiap muslim saling mengenal satu sama lain. Baik dari momen salat berjemaah atau tadarus bersama.
Sukidi mengingatkan, sekadar mengenal dan mengakui eksistensi warga lain belum cukup sebagai bekal hidup bersama. Kebinekaan yang menjadi rahmat Tuhan itu harus disambut dengan positif dan optimis dengan disertai keterlibatan aktif pada urusan keumatan dan kebangsaan.
(Alifiah Nurul Rahmania) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)