medcom.id, Jakarta: Museum Fatahilah atau Museum Sejarah Jakarta menampilkan berbagai koleksi sejarah zaman kolonial Belanda, seperti mabel, lukisan, logam hingga senjata. Namun, penjara bawah tanah peninggalan Belanda adalah yang paling memikat pengunjung di Museum Sejarah Jakarta ini.
Staf Museum Sejarah Jakarta, Khasirun mengatakan, ada dua jenis penjara bawah tanah di Museum Sejarah Jakarta, penjara bawah tanah untuk wanita dan penjara bawah tanah untuk pria. Penjara ini diperuntukan bagi tahanan pegawai VOC, warga Batavia yang bukan pegawai VOC serta pejuang Indonesia.
Penjara yang lembab dan gelap gulita ini hanya memiliki satu jendela lengkap dengan tralis dan satu pintu masuk. Penjara memiliki ketinggian sekitar satu meter. Bau tidak sedap pun menyeruak dari dalam sel isolasi tersebut.
Selain itu, Bola-bola besi dengan berbagai ukuran pun terdapat di dalam penjara ini. Bola besi itu digunakan untuk menyiksa tahanan. Pejuang yang pernah ditahan di penjara ini diantaranya Untung Suropati dan Pangeran Diponegoro.
Penjara bawah tanah wanita pun tak kalah mengenaskan, bahkan sering disebut sebagai lorong gelap gulita, karena hanya memiliki dua jendela yang hanya dibuka pada siang hari. Ukuran sel hanya 6x9 meter dengan ketinggian satu meter. Tahanan yang ada di sel ini merupakan pemberontak VOC, salah satunya pejuang nusantara asal Aceh, Cut Nyak Dien.
Penjara ini diperuntukan bagi para pemberontak yang tengah menunggu hukuman gantung dan pancung. Mereka dieksekusi mati di halaman depan gedung Museum Sejarah Jakarta ini.
medcom.id, Jakarta: Museum Fatahilah atau Museum Sejarah Jakarta menampilkan berbagai koleksi sejarah zaman kolonial Belanda, seperti mabel, lukisan, logam hingga senjata. Namun, penjara bawah tanah peninggalan Belanda adalah yang paling memikat pengunjung di Museum Sejarah Jakarta ini.
Staf Museum Sejarah Jakarta, Khasirun mengatakan, ada dua jenis penjara bawah tanah di Museum Sejarah Jakarta, penjara bawah tanah untuk wanita dan penjara bawah tanah untuk pria. Penjara ini diperuntukan bagi tahanan pegawai VOC, warga Batavia yang bukan pegawai VOC serta pejuang Indonesia.
Penjara yang lembab dan gelap gulita ini hanya memiliki satu jendela lengkap dengan tralis dan satu pintu masuk. Penjara memiliki ketinggian sekitar satu meter. Bau tidak sedap pun menyeruak dari dalam sel isolasi tersebut.
Selain itu, Bola-bola besi dengan berbagai ukuran pun terdapat di dalam penjara ini. Bola besi itu digunakan untuk menyiksa tahanan. Pejuang yang pernah ditahan di penjara ini diantaranya Untung Suropati dan Pangeran Diponegoro.
Penjara bawah tanah wanita pun tak kalah mengenaskan, bahkan sering disebut sebagai lorong gelap gulita, karena hanya memiliki dua jendela yang hanya dibuka pada siang hari. Ukuran sel hanya 6x9 meter dengan ketinggian satu meter. Tahanan yang ada di sel ini merupakan pemberontak VOC, salah satunya pejuang nusantara asal Aceh, Cut Nyak Dien.
Penjara ini diperuntukan bagi para pemberontak yang tengah menunggu hukuman gantung dan pancung. Mereka dieksekusi mati di halaman depan gedung Museum Sejarah Jakarta ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)