medcom.id, Jakarta: Komisi V DPR mengunjungi Badan SAR Nasional (Basarnas) hari ini. Selain membahas evakuasi korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8501, para legislator itu juga sempat menanyakan kelengkapan alat milik Basarnas.
Bak gayung barsambut, Basarnas pun langsung menyampaikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kepala Basarnas Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo mengaku, pihaknya memerlukan kapsul penyelam. Padahal alat ini berguna dalam penyelamatan di dasar laut seperti di kasus AirAsia QZ8051.
"(Komisi V) menanyakan kesulitannya apa, terutama alat yang belum dipunyai Basarnas. Saya sampaikan kalau untuk dibawah air kita punya marine detetector tetapi untuk kapsul turun ke bawah yang dilakukan bukan penyelam, kita belum punya submersible," ujar Soelistyo di kantornya, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2014) siang.
Menurut dia, alat semacam ini dimiliki dan dibawa oleh Rusia. Namun kapsul milik Rusia tak bisa diawaki manusia hanya digerakan jarak jauh. Sementara, Basarnas ingin kapsul yang bisa dikendarai.
"Submersible Rusia unmanned. Kalau bisa kita punya yang manned," kata dia. "Biar bisa disetir," tambah Soelistyo.
medcom.id, Jakarta: Komisi V DPR mengunjungi Badan SAR Nasional (Basarnas) hari ini. Selain membahas evakuasi korban dan bangkai pesawat AirAsia QZ8501, para legislator itu juga sempat menanyakan kelengkapan alat milik Basarnas.
Bak gayung barsambut, Basarnas pun langsung menyampaikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kepala Basarnas Marsekal Madya F Henry Bambang Soelistyo mengaku, pihaknya memerlukan kapsul penyelam. Padahal alat ini berguna dalam penyelamatan di dasar laut seperti di kasus AirAsia QZ8051.
"(Komisi V) menanyakan kesulitannya apa, terutama alat yang belum dipunyai Basarnas. Saya sampaikan kalau untuk dibawah air kita punya marine detetector tetapi untuk kapsul turun ke bawah yang dilakukan bukan penyelam, kita belum punya submersible," ujar Soelistyo di kantornya, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2014) siang.
Menurut dia, alat semacam ini dimiliki dan dibawa oleh Rusia. Namun kapsul milik Rusia tak bisa diawaki manusia hanya digerakan jarak jauh. Sementara, Basarnas ingin kapsul yang bisa dikendarai.
"Submersible Rusia unmanned. Kalau bisa kita punya yang manned," kata dia. "Biar bisa disetir," tambah Soelistyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)