Jakarta: Capaian tingkat vaksinasi yang tinggi di DKI Jakarta membuat pemerintah melonggarkan sejumlah kebijakan, salah satunya kapasitas seratus persen untuk transportasi umum. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra ingatkan vaksinasi tidak melindungi secara optimal.
"Vaksinasi tidak melindungi seratus persen, tidak juga mampu memberikan proteksi optimal," ujar Hermawan dalam tayangan Sisi Metropolitan di Metro TV, Jumat, 5 November 2021.
Hermawan meminta pemerintah berkaca pada negara tetangga yang tingkat vaksinasinya cukup tinggi, namun akhir akhir ini pun kasus aktif covid-19 nya meningkat. Mengingat capaian vaksinasi di Indonesia bahkan belum mencapai target.
"Ketika negara kita belum mampu mencapai target minimal vaksinasi, apaalagi pada level lansia yang baru sekitar 24 persen, maka hati hati di dalam mendesain sebuah kebijakan, jangan sampai ini menimbulkan efek yang sporadis di masa yang akan datang," kata Hermawan.
Hermawan menjelaskan terdapat dua upaya dalam menangani dan mengendalikan covid-19. Kedua upaya tersebut ada yang bersifat wajib atau pokok dan ada juga yang bersifat tambahan.
Upaya pokok bagi masyarakat yaitu bertanggung jawab untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sedangkan upaya pokok pemerintah adalah melakukan testing, tracing dan treatment.
Vaksinasi dan screening dengan aplikasi PeduliLindungi, kata Hermawan, hanyalah sebagai upaya tambahan atau penunjang saja. Maka, upaya tambahan ini jangan sampai menimbulkan efek sporadis di masa depan.
"Jangan sampai hal yang pokok tereduksi karena adanya gimmick dari hal yang sifatnya penunjang," ucap Hermawan. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Capaian tingkat vaksinasi yang tinggi di DKI Jakarta membuat pemerintah melonggarkan sejumlah kebijakan, salah satunya kapasitas seratus persen untuk transportasi umum. Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra ingatkan vaksinasi tidak melindungi secara optimal.
"Vaksinasi tidak melindungi seratus persen, tidak juga mampu memberikan proteksi optimal," ujar Hermawan dalam tayangan Sisi Metropolitan di Metro TV, Jumat, 5 November 2021.
Hermawan meminta pemerintah berkaca pada negara tetangga yang tingkat vaksinasinya cukup tinggi, namun akhir akhir ini pun kasus aktif covid-19 nya meningkat. Mengingat capaian vaksinasi di Indonesia bahkan belum mencapai target.
"Ketika negara kita belum mampu mencapai target minimal vaksinasi, apaalagi pada level lansia yang baru sekitar 24 persen, maka hati hati di dalam mendesain sebuah kebijakan, jangan sampai ini menimbulkan efek yang sporadis di masa yang akan datang," kata Hermawan.
Hermawan menjelaskan terdapat dua upaya dalam menangani dan mengendalikan covid-19. Kedua upaya tersebut ada yang bersifat wajib atau pokok dan ada juga yang bersifat tambahan.
Upaya pokok bagi masyarakat yaitu bertanggung jawab untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sedangkan upaya pokok pemerintah adalah melakukan testing, tracing dan treatment.
Vaksinasi dan screening dengan aplikasi PeduliLindungi, kata Hermawan, hanyalah sebagai upaya tambahan atau penunjang saja. Maka, upaya tambahan ini jangan sampai menimbulkan efek sporadis di masa depan.
"Jangan sampai hal yang pokok tereduksi karena adanya gimmick dari hal yang sifatnya penunjang," ucap Hermawan. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)