Jakarta: Hasil sementara evaluasi Kemendikbud Ristek terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) mencatat tujuh ribu guru dan lima belas ribu siswa positif covid-19. Kepala Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Hery Triantono menyatakan, pihaknya akan terus mengevaluasi terkait hal tersebut.
Sebanyak 2,87 persen dari sekolah yang sudah menjalankan PTM, siswa ataupun gurunya terkonfirmasi positif covid-19. Sejak awal, pemerintah memang telah menyadari PTM berpotensi menimbulkan klaster baru penularan covid-19.
"Sudah disadari sejak awal, tetapi kita waktu itu kan bukan berpikir boleh atau tidak bolehnya, tetapi mencari jalan tengah untuk menjaga kualitas pendidikan kita ini berjalan," ujar Hery dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Kamis, 23 September 2021.
Baca juga: Klaster Covid-19 di Sekolah, Kemendikbudristek: Kasus Penularan Relatif Kecil
Selalu ada celah penyebaran covid-19 di tingkat anak-anak. Mengingat mereka belum mengerti apa yang mereka lakukan. Namun, Hery menjelaskan tindakan yang diambil saat ini sudah sesuai standard operating procedure (SOP) dari Kementerian Pendidikan dengan menutup sekolah sementara.
Sekolah dalam melakukan PTM, bertanggung jawab untuk memastikan siswa-siswinya paham terkait risiko covid-19. Ini pun menjadi evaluasi bagi satgas covid-19 di masing-masing tingkat pendidikan di daerah untuk memastikan sekolah sudah sesuai dalam melaksanakan PTM.
"Memastikan bahwa pembelajaran tatap muka dilakukan dengan proper dan mengikuti standar protokol kesehatan yang sudah dibahas sejak awal tahun," kata Hery.
Pemerintah secara perlahan terus mencari cara yang tepat untuk memastikan PTM tidak menimbulkan klaster baru covid-19. Tingkat testing dan tracing juga sudah ditingkatkan dengan rata rata 11,4 dari idealnya satu orang yang tertular lima belas orang yang dites. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Hasil sementara evaluasi Kemendikbud Ristek terhadap pelaksanaan
pembelajaran tatap muka (PTM) mencatat tujuh ribu guru dan lima belas ribu siswa positif covid-19. Kepala Bidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Hery Triantono menyatakan, pihaknya akan terus mengevaluasi terkait hal tersebut.
Sebanyak 2,87 persen dari
sekolah yang sudah menjalankan PTM, siswa ataupun gurunya terkonfirmasi positif covid-19. Sejak awal, pemerintah memang telah menyadari PTM berpotensi menimbulkan klaster baru penularan covid-19.
"Sudah disadari sejak awal, tetapi kita waktu itu kan bukan berpikir boleh atau tidak bolehnya, tetapi mencari jalan tengah untuk menjaga kualitas pendidikan kita ini berjalan," ujar Hery dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Kamis, 23 September 2021.
Baca juga: Klaster Covid-19 di Sekolah, Kemendikbudristek: Kasus Penularan Relatif Kecil
Selalu ada celah penyebaran covid-19 di tingkat anak-anak. Mengingat mereka belum mengerti apa yang mereka lakukan. Namun, Hery menjelaskan tindakan yang diambil saat ini sudah sesuai standard operating procedure (SOP) dari Kementerian Pendidikan dengan menutup sekolah sementara.
Sekolah dalam melakukan PTM, bertanggung jawab untuk memastikan siswa-siswinya paham terkait risiko covid-19. Ini pun menjadi evaluasi bagi satgas covid-19 di masing-masing tingkat pendidikan di daerah untuk memastikan sekolah sudah sesuai dalam melaksanakan PTM.
"Memastikan bahwa pembelajaran tatap muka dilakukan dengan proper dan mengikuti standar protokol kesehatan yang sudah dibahas sejak awal tahun," kata Hery.
Pemerintah secara perlahan terus mencari cara yang tepat untuk memastikan PTM tidak menimbulkan klaster baru covid-19. Tingkat testing dan tracing juga sudah ditingkatkan dengan rata rata 11,4 dari idealnya satu orang yang tertular lima belas orang yang dites. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)