medcom.id, Jakarta: Maskapai Lion Air kerap mengalami permasalahan dalam dunia penerbangan di Indonesia. Di antaranya, penundaan penerbangan yang membuat calon penumpang naik pitam di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Sabtu (21/11/2015). Lion Air diduga kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kepala Puskom Publik Kementerian Perhubungan, JA Barata mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi terkait dugaan peristiwa penyerbuan Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 778 rute Cengkareng-Ujung Pandang oleh sejumlah calon penumpang JT 898.
Kemudian, hasil investigasi tersebut dicocokkan dengan keterangan dari manajemen Lion Air dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kemenhub. Barata enggan merinci hasil investigasi tersebut, karena menunggu hasil analisis terhadap laporan investigasi dan keterangan maskapai bersangkutan.
Meski demikian, Barata membuka sedikit hasil laporan tersebut yang belum dianalisa lebih lanjut. Faktor utama terjadinya penyerbuan tersebut adalah karena penundaan. Penundaan itu lantaran Lion Air mengganti pesawat dari kapasitas 215 menjadi 440. Pergantian pesawat itu membutuhkan flight approval (FA).
Barata memaklumi, semangat pergantian pesawat itu karena Lion Air berupaya mengakomodir calon penumpang yang membludak. Pada saat itu, semula pesawat yang akan diberangkatkan kapasitasnya hanya 215 kursi, akan tetapi calon penumpang yang sudah check-in sudah mencapai sekitar 335 orang.
"Kondisi perubahan pesawat ini, kelihatannya tidak diantisipasi sehari sebelumnya. Tapi baru dilakukan pada waktu pagi hari itu (Sabtu, 21 November 2015), atau setelah mengalami penundaan. Ini yang mengakibatkan penundaan berkepanjangan," ujar Barata dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015).
Dari sejumlah faktor tersebut dan dari pengumpulan bahan dan keterangan manajemen Lion Air, Barata mengatakan ini kesempatan Kemenhub mengevaluasi kemampuan Lion Air dalam mengelola operasional penerbangannya.
"Tentu akan dianalisis secara keseluruhan. Apakah Lion Air dalam mengelola penumpangnya ini, proper atau tidak. Apakah SDM-nya kurang atau tidak, tentu akan diperhitungkan kembali," ujar dia.
Jika memang benar dugaannya tersebut, Barata mengatakan, pihaknya akan mengurangi jumlah rute Lion Air atau sebaliknya mewajibkan maskapai bersangkutan untuk menambah pegawai lebih banyak lagi. Penambahan pegawai dimaksudkan untuk mengurangi potensi kewajiban yang terbengkalai.
"Untuk hasil analisanya yang lengkap, akan disampaikan seminggu lagi," tukas Barata menjanjikan.
Sebelumnya, Calon Penumpang Pesawat Lion Air JT 898 mengamuk lantaran mengalami penundaan penerbangan. Seharusnya penumpang JT 898 ini harus berangkat pada pukul 04.30 WIB. Akan tetapi, beberapa jam kemudian, Pesawat JT 778 yang memiliki rute yang sama, akan terbang tepat waktu, yaitu pukul 08.15 WIB.
Diduga cemburu, sejumlah penumpang Lion Air JT 898 mengamuk. Kemudian, mereka turun ke tempat parkir pesawat atau apron dan menyerbu pesawat JT 778 dan akhirnya dua-duanya mengalami delay. Padahal penumpang JT 778 sudah berada di dalam semua dan siap menutup pintu pesawat.
"Akhirnya, dua pesawat tersebut berangkat sekitar pukul 11.00 WIB. Jaraknya sekitar seperempat jam," tukas dia.
medcom.id, Jakarta: Maskapai Lion Air kerap mengalami permasalahan dalam dunia penerbangan di Indonesia. Di antaranya, penundaan penerbangan yang membuat calon penumpang naik pitam di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Sabtu (21/11/2015). Lion Air diduga kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kepala Puskom Publik Kementerian Perhubungan, JA Barata mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi terkait dugaan peristiwa penyerbuan Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 778 rute Cengkareng-Ujung Pandang oleh sejumlah calon penumpang JT 898.
Kemudian, hasil investigasi tersebut dicocokkan dengan keterangan dari manajemen Lion Air dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Kemenhub. Barata enggan merinci hasil investigasi tersebut, karena menunggu hasil analisis terhadap laporan investigasi dan keterangan maskapai bersangkutan.
Meski demikian, Barata membuka sedikit hasil laporan tersebut yang belum dianalisa lebih lanjut. Faktor utama terjadinya penyerbuan tersebut adalah karena penundaan. Penundaan itu lantaran Lion Air mengganti pesawat dari kapasitas 215 menjadi 440. Pergantian pesawat itu membutuhkan flight approval (FA).
Barata memaklumi, semangat pergantian pesawat itu karena Lion Air berupaya mengakomodir calon penumpang yang membludak. Pada saat itu, semula pesawat yang akan diberangkatkan kapasitasnya hanya 215 kursi, akan tetapi calon penumpang yang sudah check-in sudah mencapai sekitar 335 orang.
"Kondisi perubahan pesawat ini, kelihatannya tidak diantisipasi sehari sebelumnya. Tapi baru dilakukan pada waktu pagi hari itu (Sabtu, 21 November 2015), atau setelah mengalami penundaan. Ini yang mengakibatkan penundaan berkepanjangan," ujar Barata dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/11/2015).
Dari sejumlah faktor tersebut dan dari pengumpulan bahan dan keterangan manajemen Lion Air, Barata mengatakan ini kesempatan Kemenhub mengevaluasi kemampuan Lion Air dalam mengelola operasional penerbangannya.
"Tentu akan dianalisis secara keseluruhan. Apakah Lion Air dalam mengelola penumpangnya ini, proper atau tidak. Apakah SDM-nya kurang atau tidak, tentu akan diperhitungkan kembali," ujar dia.
Jika memang benar dugaannya tersebut, Barata mengatakan, pihaknya akan mengurangi jumlah rute Lion Air atau sebaliknya mewajibkan maskapai bersangkutan untuk menambah pegawai lebih banyak lagi. Penambahan pegawai dimaksudkan untuk mengurangi potensi kewajiban yang terbengkalai.
"Untuk hasil analisanya yang lengkap, akan disampaikan seminggu lagi," tukas Barata menjanjikan.
Sebelumnya, Calon Penumpang Pesawat Lion Air JT 898 mengamuk lantaran mengalami penundaan penerbangan. Seharusnya penumpang JT 898 ini harus berangkat pada pukul 04.30 WIB. Akan tetapi, beberapa jam kemudian, Pesawat JT 778 yang memiliki rute yang sama, akan terbang tepat waktu, yaitu pukul 08.15 WIB.
Diduga cemburu, sejumlah penumpang Lion Air JT 898 mengamuk. Kemudian, mereka turun ke tempat parkir pesawat atau apron dan menyerbu pesawat JT 778 dan akhirnya dua-duanya mengalami delay. Padahal penumpang JT 778 sudah berada di dalam semua dan siap menutup pintu pesawat.
"Akhirnya, dua pesawat tersebut berangkat sekitar pukul 11.00 WIB. Jaraknya sekitar seperempat jam," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)