Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polisi Udara dan Air (Polair) AKBP Untung Sangaji. (Foto: MI/Arya)
Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polisi Udara dan Air (Polair) AKBP Untung Sangaji. (Foto: MI/Arya)

Cerita AKBP Untung Saat Baku Tembak dengan Teroris

Wanda Indana • 18 Januari 2016 17:13
medcom.id, Jakarta: AKBP Untung Sangaji mendadak terkenal setelah melakukan aksi heroik melumpuhkan teroris di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Aksi baku tembaknya tersebar viral di internet.
 
Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polisi Udara dan Air (Polair) itu mencertitakan, sebelum kejadian, dirinya bersama Ipda Tamat sedang  menjalankan tugas mengitari kawasan Istana Presiden hingga bundaran Hotel Indonesia. Saat itu, mereka istirahat kedai kopi di dekat Starbuck.
 
Selang 10 menit menikmati kopi, Untung mendengar dentuman kencang. Dia melihat ratusan orang berhamburan ke segala arah.
 
"Saya pikir ban mobil. Karena kencang sekali, saya ke luar dan lihat ratusan orang berlarian. Saya memerintahkan Pak Tamat lakukan safety system. Itu sandi kami ketika mendengar bom, penembakan dan kecelakaan yang bersifat darurat," kata Untung dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/1/2015).
 
Untung dan Tamat segera mempersiapkan peluru untuk penindakan. Dia memerintahkan Tamat untuk mengawalnya. Mereka menuju asal suara dentuman, pos polisi di Jalan MH Thamrin.
 
"Saya pantau area sekeliling, barang kali ada bom. Saya melingkar ke arah kiri dan kanan, tidak ada korban lagi, ada tas di situ, saya ragukan apakah tas itu berisi bom, karena ada korban di situ dengan ratusan paku di sekujur tubuhnya," ujarnya.
 
Saat itu, Untung mendengar suara minta tolong dari dalam pos. Dia melihat, seorang polisi dalam keadaan luka berat terkena serpihan bom. Dia mengeluarkan korban sambil memperhatikan tas berisi kabel-kabel yang diduga bom.
 
"Saya lihat ada tim di situ, saya bilang jangan menyentuh tas itu. Setelah mengambil korban saya berteriak, cari ambulans," kata Untung.
 
Untung sempat  khawatir dengan masyarakat yang berkerumun memadati lokasi ledakan. Masyarakat, tidak ikut mengevakuasi korban. Mereka hanya berfoto dan merekam suasana. "Ini orang Indonesia keren sekali," kata Untung sambil menggelengkan kepalanya.
 
Setelah mengevakuasi korban dari pos polisi, selang lima menit, terdengar suara tembakan dari arah Starbuck. Pelaku teror menembak Rais Karna, 37, office boy Bank Bangkok.
 
"Tiba-tiba di antara warga adanya tergeltak dengan luka.Langsung saya teriak tiarap," kisah Untung.
 
Untung melihat pelaku teror berjalan santai menuju kedai kopi Starbuck. Untung dan Tamat segera membentuk formasi menyerang.
 
"Dia (pelaku) bukan berlari, tapi berjalan sambil memegang tas yang gendongannya. Mungkin tas itu berat sekali. Saya langsung membagi formasi dengan Pak Tamat. Dia di belakang saya," ujarnya.
 
Untung dan Tamat melakukan penembakkan ke arah pelaku. Teoris itu membalas. Keduanya selamat lantaran terhalang oleh mobil.
 
"Mobil yang di tengah jalan tiba-tiba dilempar bom dan ban belakang kempes. Anehnya, ada polisi dari arah patung kuda naik sepeda motor berboncengan mengarah ke mobil. Mereka berhenti di dekat mobil tanpa tahu apa yg terjadi," kata Untung.
 
Pelaku teror langsung menyerang petugas polisi yang baru tiba itu.  "Karena mereka hanya bawa pentungan, mendengar ada tembakan dari arah kiri (Starbuck) mereka langsung lompat dan mengamankan diri ke seberang jalan," ujar Untung.
 
Momen itu dimanfaatkan Untung dan Tamat untuk mengambil posisi strategis. Keduanya mendekati peneror yang terjebak di balik mobil.
 
Untung memberikan intruksi, Tamat diarahkan untuk menembak kaki pelaku teror. Sementara Untung menyerang kaca mobil tempat peneror berlindung.
 
"Saya memberikan kode, you tiarap, kakinya pasti terlihat dari bawah. Saya kasih kode ke beliau sikat, ya sudah, dia hajar di kaki, saya hajar di kaca. Saya tembak di kaca ternyata mengenai tangan dia (pelaku) yang sedang pegang bom waktu. Bom terjatuh dan 'bam' meledak. Ada (bom) satu lagi, keluar asap tidak lama meledak juga," kata Untung.
 
Setelah ledakan, Untung dan Tamat menahan serangan. Keduanya memastikan apakah pelaku berhasil dilumpuhkan. "Begitu meledak, saya menghitung mundur, '54321' begitu tidak ada suara dan gerakan lain, saya maju," ujar Untung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan