medcom.id, Jakarta: Bahrun Naim diduga sebagai otak dari peledakan bom dan penembakan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Dia ingin menjadi pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Asia Tenggara.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, ledakan bom di kawasan Sarinah merupakan manivestasi perebutan kekuasaan antarkelompok ISIS. Sejumlah anggota saling bersaing untuk menjadi pemimpin ISIS.
"Bachrun Naim, Kathibah Nusantara. Dia mau jadi leader ISIS di Asia Tenggara. Ada upaya rivalitas untuk jadi pemimpin ISIS," kata Tito dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Siapa Bahrun Naim itu? Dia memiliki nama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Biasa dipanggil Bahrun atau Naim.
Bahrun Naim sempat dibekuk Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada 2010. Bahrun masuk sebagai buronan yang diduga anggota kelompok teroris.
Bahrun ditangkap di rumah kontrakannya di Kampung Mertrodanan RT 02/03 Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Pada 2010, Bahrun berprofesi sebagai teknisi komputer dan internet. Saat penangkapan itu, dua kotak amunisi jenis peluru AK 349, enam CPU, sarung senjata api, satu laptop, sejumlah keping CD, serta buku-buku ikut diamankan.
Bahrun ditangkap tak jauh dari rumah sendiri di RT 01/01, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo.
Atas kepemilikan ribuan amunisi senjata api berbagai jenis pada 2010 itu Bahrun Naim dipenjara selama 2,5 tahun. Dia berada di sel penjara sejak Juni 2011 hingga Juni 2012.
Nama Bahrun Naim muncul kembali saat pengungkapan teroris di Bekasi pada 2015. Saat itu Densus 88 Antiteror menangkap warga negara asing China.
Seorang suku Uighur, Xinjiang, wilayah otonom di China, itu menggunakan nama Alli. Kosan Alli digeledah di Perumahan Boulevard Hijau, Taman Harapan Indah, Bekasi, 23 Desember 2015. Sayang aparat tidak menemukan paspor Alli. Petugas menemukan bom bunuh diri yang dirancang di rompi.
Otak di balik pendanaan warga asing itu diduga adalah Bahrun Naim. Sejumlah dana digelontorkan Bahrun ke Indonesia untuk merakit bom.
Setelah beberapa lama tidak terdengar, Bahrun Naim diketahui berada di di Suriah bergaung dengan kelompok pemberontak ISIS.
medcom.id, Jakarta: Bahrun Naim diduga sebagai otak dari peledakan bom dan penembakan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Dia ingin menjadi pemimpin
Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Asia Tenggara.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, ledakan bom di kawasan Sarinah merupakan manivestasi perebutan kekuasaan antarkelompok ISIS. Sejumlah anggota saling bersaing untuk menjadi pemimpin ISIS.
"Bachrun Naim, Kathibah Nusantara. Dia mau jadi leader ISIS di Asia Tenggara. Ada upaya rivalitas untuk jadi pemimpin ISIS," kata Tito dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Siapa Bahrun Naim itu? Dia memiliki nama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Biasa dipanggil Bahrun atau Naim.
Bahrun Naim sempat dibekuk Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada 2010. Bahrun masuk sebagai buronan yang diduga anggota kelompok teroris.
Bahrun ditangkap di rumah kontrakannya di Kampung Mertrodanan RT 02/03 Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
Pada 2010, Bahrun berprofesi sebagai teknisi komputer dan internet. Saat penangkapan itu, dua kotak amunisi jenis peluru AK 349, enam CPU, sarung senjata api, satu laptop, sejumlah keping CD, serta buku-buku ikut diamankan.
Bahrun ditangkap tak jauh dari rumah sendiri di RT 01/01, Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo.
Atas kepemilikan ribuan amunisi senjata api berbagai jenis pada 2010 itu Bahrun Naim dipenjara selama 2,5 tahun. Dia berada di sel penjara sejak Juni 2011 hingga Juni 2012.
Nama Bahrun Naim muncul kembali saat pengungkapan teroris di Bekasi pada 2015. Saat itu Densus 88 Antiteror menangkap warga negara asing China.
Seorang suku Uighur, Xinjiang, wilayah otonom di China, itu menggunakan nama Alli. Kosan Alli digeledah di Perumahan Boulevard Hijau, Taman Harapan Indah, Bekasi, 23 Desember 2015. Sayang aparat tidak menemukan paspor Alli. Petugas menemukan bom bunuh diri yang dirancang di rompi.
Otak di balik pendanaan warga asing itu diduga adalah Bahrun Naim. Sejumlah dana digelontorkan Bahrun ke Indonesia untuk merakit bom.
Setelah beberapa lama tidak terdengar, Bahrun Naim diketahui berada di di Suriah bergaung dengan kelompok pemberontak ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)