Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Gas Rumah Kaca di Indonesia Alami Tren Peningkatan

Cindy • 31 Januari 2021 17:10
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gas rumah kaca atau konsentrasi karbondioksida (CO2) di Indonesia mengalami tren peningkatan sejak 2004. Tercatat, konsentrasi CO2 di Indonesia mendekati angka 410 kaki per menit (fpm) pada akhir 2020.  
 
"Dari sebelumnya pada 2004 sebesar 373 fpm. Artinya, dari tahun ke tahun terus meningkat," kata Deputi Bidang Klimatologi, Herizal, dalam konferensi pers secara daring, Minggu, 31 Januari 2021.
 
Herizal menjelaskan negara-negara termasuk Indonesia menyepakati perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat celsius. Artinya, emisi gas rumah kaca di Indonesia pada 2030 seharusnya sebesar 25-30 gigaton CO2 atau tak lebih dari 450 fpm untuk pembatasan pemanasan global.
 
"Merujuk pada kesepakatan Paris, kita punya enggak lebih 40 fpm lagi untuk melepaskan emisi kita ke udara agar kita bisa mengendalikan temperatur udara kita," ujar dia.

Herizal membeberkan laju peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang termonitor dari Stasiun GAW BMKG Bukit Kototabang juga mengalami tren peningkatan. Hal tersebut terlihat dari empat parameter, yakni kadar karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrousoksida (N20), dan sulfur heksafluorida (SF6).
 
Pada akhir 2020, tingkat kadar CO2 di Indonesia mencapai 1,6 parts per million (ppm) per tahun. Sedangkan, tingkat CH4 mencapai 0.089 ppm per tahun, tingkat N20 0.012 ppm per tahun, dan tingkat SF6 0.000004 ppm per tahun.  
 
"Semuanya menunjukkan pola-pola seperti ini, pola tren meningkat. Memang peningkatannya tidak terlalu tajam jadi kita punya waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan iklim yang ada," kata Herizal. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan