Jakarta: Juru bicara vaksinasi covid-19 dari PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, menjelaskan adanya penyusutan produksi vaksin. Pihaknya hanya memproduksi 13 juta vaksin covid-19 Sinovac dari total 15 juta dosis vaksin tahap ketiga. Menurut dia, ada selisih dua juta dosis akibat beberapa tahapan yang harus dilalui.
“Karena overfill (melebihi isi vaksin) ke vial (wadah vaksin) supaya pas 10 dosis dan dalam proses produksi ada waste stage (produk gagal),” kata Bambang kepada Medcom.id, Selasa, 2 Februari 2021.
Bambang menuturkan 15 juta dosis vaksin Sinovac pada tahap ketiga berbeda dengan 1,2 juta dosis tahap pertama dan 1,8 juta dosis tahap ketiga. Total tiga juta dosis vaksin di tahap pertama dan kedua adalah produk vaksin jadi, sehingga takarannya pas.
“Jadi kalau kirim tiga juta dosis, datangnya tiga juta dan langsung dipakai tiga juta,” papar dia.
Sementara itu, 15 juta dosis di tahap ketiga berupa bahan baku atau bulk yang perlu diolah Bio Farma sebelum dipakai. Bio Farma membuat satu vial yang berisi 10 dosis untuk 10 penerima. Dosis vaksin yang diberikan sekali suntik yakni 0,5 mililiter (ml).
“Tapi tidak bisa satu dosis 0,5 ml dikali 10 (penerima, totalnya) 5 mililiter, karena ada pengambilan dulu (ke alat suntik) makanya (isinya) harus dilebihkan (overfill),” terang Bambang.
Menurut Bambang, isi dosis yang dilebihkan sangat penting. Supaya menjamin dosis yang diberikan tepat 0,5 ml.
“Kita lebihkan untuk kepentingan vaksinasi karena tidak boleh ngasih (dosisnya) kurang,” tutur dia.
Selain itu, proses produksi di Bio Farma terdiri atas berbagai tahap, salah satunya waste stage. Yakni, adanya produk gagal dan tak layak diedarkan seperti vial pecah saat produksi. Waste stage maksimal yang diperkenankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya mencapai 15 persen dari keseluruhan produk.
“Waste stage memang normal dalam sebuah proses produksi,” kata Bambang.
Sebelumnya, Bambang menyampaikan perkembangan 15 juta dosis vaksin Sinovac tahap ketiga yang tiba pada 12 Januari 2021. Vaksin tersebut telah diproduksi sejak 14 Januari 2021 dan ditargetkan selesai pada 11 Februari 2021. Namun target produksinya ialah 13 batch atau sekitar 13 juta dosis vaksin, atau selisih dua juta dari vaksin tahap ketiga yang datang.
Jakarta: Juru bicara vaksinasi
covid-19 dari PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, menjelaskan adanya penyusutan produksi vaksin. Pihaknya hanya memproduksi 13 juta
vaksin covid-19 Sinovac dari total 15 juta dosis vaksin tahap ketiga. Menurut dia, ada selisih dua juta dosis akibat beberapa tahapan yang harus dilalui.
“Karena
overfill (melebihi isi vaksin) ke
vial (wadah vaksin) supaya pas 10 dosis dan dalam proses produksi ada
waste stage (produk gagal),” kata Bambang kepada
Medcom.id, Selasa, 2 Februari 2021.
Bambang menuturkan 15 juta dosis vaksin Sinovac pada tahap ketiga berbeda dengan 1,2 juta dosis tahap pertama dan 1,8 juta dosis tahap ketiga. Total tiga juta dosis vaksin di tahap pertama dan kedua adalah produk vaksin jadi, sehingga takarannya pas.
“Jadi kalau kirim tiga juta dosis, datangnya tiga juta dan langsung dipakai tiga juta,” papar dia.
Sementara itu, 15 juta dosis di tahap ketiga berupa bahan baku atau
bulk yang perlu diolah Bio Farma sebelum dipakai.
Bio Farma membuat satu
vial yang berisi 10 dosis untuk 10 penerima. Dosis vaksin yang diberikan sekali suntik yakni 0,5 mililiter (ml).
“Tapi tidak bisa satu dosis 0,5 ml dikali 10 (penerima, totalnya) 5 mililiter, karena ada pengambilan dulu (ke alat suntik) makanya (isinya) harus dilebihkan (
overfill),” terang Bambang.
Menurut Bambang, isi dosis yang dilebihkan sangat penting. Supaya menjamin dosis yang diberikan tepat 0,5 ml.
“Kita lebihkan untuk kepentingan vaksinasi karena tidak boleh ngasih (dosisnya) kurang,” tutur dia.
Selain itu, proses produksi di Bio Farma terdiri atas berbagai tahap, salah satunya
waste stage. Yakni, adanya produk gagal dan tak layak diedarkan seperti
vial pecah saat produksi.
Waste stage maksimal yang diperkenankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hanya mencapai 15 persen dari keseluruhan produk.
“
Waste stage memang normal dalam sebuah proses produksi,” kata Bambang.
Sebelumnya, Bambang menyampaikan perkembangan 15 juta dosis vaksin Sinovac tahap ketiga yang tiba pada 12 Januari 2021. Vaksin tersebut telah diproduksi sejak 14 Januari 2021 dan ditargetkan selesai pada 11 Februari 2021. Namun target produksinya ialah 13
batch atau sekitar 13 juta dosis vaksin, atau selisih dua juta dari vaksin tahap ketiga yang datang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)