Jakarta: Perayaan Natal tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya akibat pandemi covid-19. Ibadah Natal wajib dilakukan secara virtual dan seluruh umat diimbau untuk di rumah saja.
Meskipun dirayakan pada kondisi berbeda, makna Natal tetap tidak berubah. Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Romo Vincentius Adi Prasojo menyebutkan, pandemi covid-19 menjadi momentum memahami kembali makna dasar Natal.
"Perayaan Natal menjadi momentum iman memahami kembali pada makna dasar Natal dalam keheningan dan kesederhanaan. Kita tinggalkan kebiasaan lama, seperti hedonisme, sekularisme, kapitalisme, dan sebagainya," ujar Adi, dikutip channel YouTube BNPB Indonesia.
Pandemi covid-19, kata Adi, juga menjadi momentum setiap orang untuk kembali pada perayaan yang masuk dalam nilai-nilai inti. Dalam situasi apapun, Tuhan tetap beserta dalam kehidupan manusia.
"Bahwa Dia Sang Imanuel tetap berjalan bersama kita, memberikan berkat dan kekuatan," kata Adi.
Sementara itu, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty mengimbau kepada seluruh umat Kristiani untuk tetap memiliki pengharapan dan bersikap optimistis menyikapi pandemi covid-19.
"Kita tidak boleh dikendalikan dalam spirit ketakutan pada masa pandemi ini. Tapi kita harus memiliki spirit cinta kasih, harapan, dan optimisme untuk melihat hari-hari yang akan datang lebih baik," kata Jacklevyn.
Jacklevyn mengingatkan seluruh umat bahwa pada masa pandemi ini, Tuhan tetap menuntun dalam setiap perjalanan. Begitu juga saat Natal pada situasi pandemi, Kristus tetap hadir.
"Hadir bagi setiap keluarga. Yakinlah bahwa tahun depan akan lebih optimistis untuk perubahan dan perbaikan kita," ucapnya.
Untuk mencegah penularan covid-19, pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun.
Jakarta: Perayaan Natal tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya akibat pandemi covid-19. Ibadah Natal wajib dilakukan secara virtual dan seluruh umat diimbau untuk di rumah saja.
Meskipun dirayakan pada kondisi berbeda, makna Natal tetap tidak berubah. Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Romo Vincentius Adi Prasojo menyebutkan, pandemi covid-19 menjadi momentum memahami kembali makna dasar Natal.
"Perayaan Natal menjadi momentum iman memahami kembali pada makna dasar Natal dalam keheningan dan kesederhanaan. Kita tinggalkan kebiasaan lama, seperti hedonisme, sekularisme, kapitalisme, dan sebagainya," ujar Adi, dikutip channel YouTube BNPB Indonesia.
Pandemi covid-19, kata Adi, juga menjadi momentum setiap orang untuk kembali pada perayaan yang masuk dalam nilai-nilai inti. Dalam situasi apapun, Tuhan tetap beserta dalam kehidupan manusia.
"Bahwa Dia Sang Imanuel tetap berjalan bersama kita, memberikan berkat dan kekuatan," kata Adi.
Sementara itu, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty mengimbau kepada seluruh umat Kristiani untuk tetap memiliki pengharapan dan bersikap optimistis menyikapi pandemi covid-19.
"Kita tidak boleh dikendalikan dalam spirit ketakutan pada masa pandemi ini. Tapi kita harus memiliki
spirit cinta kasih, harapan, dan optimisme untuk melihat hari-hari yang akan datang lebih baik," kata Jacklevyn.
Jacklevyn mengingatkan seluruh umat bahwa pada masa pandemi ini, Tuhan tetap menuntun dalam setiap perjalanan. Begitu juga saat Natal pada situasi pandemi, Kristus tetap hadir.
"Hadir bagi setiap keluarga. Yakinlah bahwa tahun depan akan lebih optimistis untuk perubahan dan perbaikan kita," ucapnya.
Untuk mencegah penularan covid-19, pemerintah melalui #satgascovid19 tak bosan-bosannya mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)