Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat mewaspadai fenomena La Nina pada 2020. Jumlah korban jiwa bisa ditekan dengan aksi sejak dini.
"Kita siapkan rencana agar bisa zero victim atau tidak ada korban dalam bencana," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, dalam diskusi virtual di Jakarta, Minggu, 11 Oktober 2020.
Lilik mengatakan empat strategi kolaborasi dalam mengantisipasi bencana. Pertama, masyarakat harus memahami risiko bencana serta tempat evakuasi darurat di sekitarnya.
Pemahaman masyarakat, kata Lilik, bakal didukung pemantauan dan analisis dari BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Langkah ketiga, yakni menyebarkan hasil pantauan BNPB dan BMKG kepada masyarakat hingga tingkat RT/RW.
"Strategi keempat, yaitu membuat rencana evakuasi ketangguhan berbasis komunitas agar selamat dari bencana," ujar dia.
Lilik mengatakan BNPB telah menyiapkan peta kerawanan di seluruh Indonesia. Dia berharap seluruh kementerian/lembaga memanfaatkan data tersebut untuk mengantisipasi potensi bencana yang ditimbulkan akibat La Nina.
Baca: BMKG Desak Mitigasi Bencana Ditingkatkan
Lilik juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai berkoordinasi dengan kepala daerah setempat. Pemetaan rencana aksi harus dilakukan sejak dini supaya ada waktu untuk menyosialisasikan kepada warga. Namun seluruh tahapan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan covid-19.
"Jangan sampai menyelamatkan masyarakat tapi menimbulkan klaster baru. Ini tugas dan tanggung jawab bersama," kata Lilik.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendesak sektor mitigasi bencana ditingkatkan. Pasalnya, adanya kenaikan jumlah bencana alam dalam beberapa tahun terakhir.
BMKG mencatat ada kenaikan intensitas gempa bumi di Indonesia. Untuk itu, mitigasi serta peringatan dini gempa bumi, tsunami, serta cuaca dan iklim ekstrem menjadi hal mendesak untuk dipersiapkan dan diperkuat.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat mewaspadai fenomena
La Nina pada 2020. Jumlah korban jiwa bisa ditekan dengan aksi sejak dini.
"Kita siapkan rencana agar bisa
zero victim atau tidak ada korban dalam bencana," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, dalam diskusi virtual di Jakarta, Minggu, 11 Oktober 2020.
Lilik mengatakan empat strategi kolaborasi dalam mengantisipasi bencana. Pertama, masyarakat harus memahami risiko bencana serta tempat evakuasi darurat di sekitarnya.
Pemahaman masyarakat, kata Lilik, bakal didukung pemantauan dan analisis dari BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Langkah ketiga, yakni menyebarkan hasil pantauan BNPB dan BMKG kepada masyarakat hingga tingkat RT/RW.
"Strategi keempat, yaitu membuat rencana evakuasi ketangguhan berbasis komunitas agar selamat dari bencana," ujar dia.
Lilik mengatakan BNPB telah menyiapkan peta kerawanan di seluruh Indonesia. Dia berharap seluruh kementerian/lembaga memanfaatkan data tersebut untuk mengantisipasi potensi bencana yang ditimbulkan akibat La Nina.
Baca:
BMKG Desak Mitigasi Bencana Ditingkatkan
Lilik juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai berkoordinasi dengan kepala daerah setempat. Pemetaan rencana aksi harus dilakukan sejak dini supaya ada waktu untuk menyosialisasikan kepada warga. Namun seluruh tahapan harus tetap memperhatikan
protokol kesehatan covid-19.
"Jangan sampai menyelamatkan masyarakat tapi menimbulkan klaster baru. Ini tugas dan tanggung jawab bersama," kata Lilik.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendesak sektor mitigasi bencana ditingkatkan. Pasalnya, adanya kenaikan jumlah bencana alam dalam beberapa tahun terakhir.
BMKG mencatat ada kenaikan intensitas
gempa bumi di Indonesia. Untuk itu, mitigasi serta peringatan dini gempa bumi, tsunami, serta cuaca dan iklim ekstrem menjadi hal mendesak untuk dipersiapkan dan diperkuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)