Ilustrasi: Medcom.id/Rakhmat Riyandi
Ilustrasi: Medcom.id/Rakhmat Riyandi

TP4 Bantu Pembangunan Infrastruktur Lebih Cepat

Media Indonesia • 02 September 2019 08:30
Jakarta: Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) disebut-sebut sebagai pembangunan bandara tercepat yang pernah dilaksanakan di Indonesia. Hal ini salah satunya berkat dukungan Tim Pengawal Pengaman Pemerintah dan Pembangunan (TP4) Kejaksaan Agung.
 
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) I Faik Fahmi menyebut TP4 sangat membantu kelancaran pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta. Dari target pengerjaan 24 bulan, bandara yang terletak di Kulonprogo itu bisa rampung 17 bulan.
 
"TP4 membantu kami dalam banyak hal. Mulai dari sisi administrasi. Ketika ada masalah legal, kami langsung konsultasi untuk mencari solusi dan mereka selalu bisa memberikan masukan yang baik," ujar Faik kepada Media Indonesia, Jumat, 30 Agutus 2019. 

Secara riil, TP4 mengeluarkan pendapat hukum, kajian terhadap perjanjian, addendum, saran-saran, rekomendasi, pengawasan, monitoring terhadap progres pekerjaan sesuai dengan kontrak serta memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi di lapangan. Mereka selalu memastikan konstruksi sesuai dengan spesifikasi yang tertuang dalam kontrak.
 
"Jadi ini bukan hanya soal cepat. Kualitas konstruksi juga diawasi dengan ketat," sambung dia.
 
Sedianya, tidak hanya Bandara Internasional Yogyakarta yang terbantu oleh hadirnya TP4. Proyek-proyek lain AP I seperti pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar juga berjalan dengan lebih baik karena pengawasan TP4.
 
"Pembangunan terminal di Bandara Ahmad Yani Semarang juga bisa selesai dalam 11 bulan, padahal target kami 18 bulan," tutur Faik.
 
Faik mengungkapkan keterlibatan TP4 dalam pembangunan infrastruktur juga telah mengubah iklim investasi di Indonesia. Dulu, badan usaha milik negara tersebut merasa khawatir untuk melaksanakan investasi di sektor pengembangan infrastruktur.
 
"Kami takut ada kesalahan yang akhirnya berujung pada masalah hukum. Akhirnya banyak dari kami yang menahan diri," ucap dia.
 
Namun, dengan pengawalan tim dari Kejaksaan Agung, pelaku usaha tidak lagi khawatir karena proses diawasi. Pengambilan keputusan oleh manajemen dapat pun dilaksanakan tanpa adanya keragu-raguan. 
 
Ia menyebut realisasi investasi AP I melonjak drastis sejak TP4 terjun mengawasi proyek infrastruktur. Pada 2018, investasi perseroan mencapai Rp12 triliun pada 2018 dan ditargetkan tumbuh lagi hingga Rp17,5 triliun pada tahun ini.
 
"Jumlah itu jauh dari periode 2014-2017 yang rata-rata per tahun hanya Rp3,6 triliun," papar Faik.
 
Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta menelan biaya untuk pembebasan tanah dan proses konstruksi sekitar Rp11 triliun dengan kontrak tahun jamak. Bandara tersebut dibangun untuk mengakomodasi jumlah penumpang di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta yang sudah mencapai 8,4 juta orang di 2018, sedangkan kapasitasnya hanya 1,8 juta penumpang per tahun.
 
"Jadi sangat tidak nyaman dari sisi pelayanan. Pesawat juga sering ditahan di atas karena kepadatan yang terjadi dan itu sangat mempengaruhi resiko keselamatan penerbangan," ucap dia.
 
Kini dengan adanya bandara baru YIA, Yogyakarta yang merupakan salah satu provinsi dengan beragam destinasi wisata memiliki bandara yang jauh lebih mumpuni dengan kapasitas tampung hingga 20 juta penumpang per tahun. Bandara Internasional Yogyakarta juga bisa disinggahi pesawat berbadan besar seperti Boeing 777 dengan muatan penuh. 
 
"Kami yakin, dengan bandara yang jauh lebih besar kapasitasnya, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta lebih tinggi lagi melalui pengembangan pariwisata dan logistik yang dikembangkan melalui kemudahan akses dan connectivity yang dikembangkan di bandara YIA yang baru tersebut," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan