Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama mitra menanam mangrove di Desa Aek Garut, Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, Kamis (2/2/2023). Foto: Branda Antara
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama mitra menanam mangrove di Desa Aek Garut, Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, Kamis (2/2/2023). Foto: Branda Antara

KLHK Ajak Pesantren Terlibat dalam Mitigasi Perubahan Iklim

Antara • 10 Juli 2023 06:07
Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak pesantren terlibat dalam mendukung upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia. Pesantren merupakan salah satu pihak yang terlibat aktif dalam penanaman dan rehabilitasi lahan.
 
"Termasuk kampanye sedekah oksigen," kata Tenaga Ahli Menteri LHK Lia Istifhama dikutip dari Antara, Senin, 10 Juli 2023.
 
Lia menyoroti peran strategis santri perempuan di dalam aksi iklim. Menurut dia, perempuan secara naluriah cenderung memiliki empati dan kepedulian yang lebih ketimbang laki-laki.

Santri perempuan memiliki potensi dan peranan yang strategis tidak hanya melakukan upaya pelestarian lingkungan secara individu, namun juga mampu mengajak teman dan keluarga untuk bertindak secara ekologis.
 
KLHK menggelar Indonesia Climate Change Expo and Forum (ICCEF) di Surabaya, Jawa Timur, pada 6-9 Juli 2023. Pameran itu bertujuan mengedukasi masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk menjadi bagian dari solusi melalui berbagai aksi nyata penyelamatan lingkungan, salah satunya mengangkat peran strategis pesantren untuk memitigasi perubahan iklim.
 
ICCEF 2023 merupakan rangkaian kegiatan menuju agenda internasional 28th Conference of the Parties United Nations Framework Convention on Climate Change (COP28 UNFCCC) tahun 2023 yang akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab.
 
Akademisi Universitas Darussalam Gontor, Syahruddin mengungkapkan bahwa terdapat 5 juta santri di seluruh Indonesia yang dididik untuk menjadi khalifah di muka bumi di dalam mengelola alam semesta secara bijak.
 
"Pesantren mengajarkan para santrinya untuk menjaga bumi di setiap aktivitas sehari-hari seperti menghemat air wudhu, mengolah limbah menjadi kompos, termasuk menanam dan merawat lingkungan," kata Syahruddin.
 
Baca juga: KLHK & Universitas Brawijaya Teken 4 Perjanjian Kerja Sama Lingkungan Hidup

Sementara itu, Perwakilan Kelompok Muda Nahdlatul Ulama, Adil Satria Putra menuturkan ada berbagai dampak kerusakan lingkungan yang kini dirasakan bukanlah sebuah takdir, melainkan akibat perilaku manusia. Dia pun mengajak setiap manusia agar lebih peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.
 
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Jumadi menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki program sedekah iklim. Kegiatan ini digelar melalui berbagai kegiatan, misalnya pembagian bibit, gerakan penanaman pohon, hingga rehabilitasi lahan kritis dan pelestarian ekosistem mangrove.
 
"Semua itu terus dilaksanakan setiap tahun untuk mengantisipasi isu global yaitu perubahan iklim. Pemerintah daerah senantiasa melibatkan berbagai unsur masyarakat termasuk sejumlah pondok pesantren untuk berkolaborasi," kata Jumadi.
 
Dia menjelaskan pohon berfungsi untuk menyerap karbon dan memberikan oksigen bagi kehidupan. Gerakan rehabilitasi lahan kritis dan ekosistem mangrove melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Timur mampu menekan lahan kritis dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
 
"Sejumlah lahan kritis telah berhasil kita pulihkan melalui berbagai aksi nyata pemerintah dan berbagai elemen masyarakat. Target ke depan terus kami galakkan upaya mitigasi perubahan iklim bersama para pihak untuk terus bersama-sama melestarikan lingkungan,” ujar Jumadi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan