Jakarta: Pengamat hukum Hardjuno Wiwoho mendukung penuh komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memerangi korupsi. Pasalnya, korupsi bukan hanya tentang perilaku individu, tetapi mencerminkan lemahnya sistem dan kurangnya teladan dari pemimpin.
Ia mengatakan, pidato Presiden Prabowo secara tidak langsung menyoroti bahwa selama ini masih banyak pemimpin yang belum memberi contoh baik dalam hal integritas dan pemberantasan korupsi. Sebelumnya dalam pidato pelantikannya, Prabowo mengutip pepatah "ikan busuk dari kepala".
“Bukan hanya satu atau dua kasus, tapi kita bisa melihat banyaknya mantan menteri, kepala daerah, hingga pejabat tinggi lainnya yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini menunjukkan bahwa memang ada masalah serius,” tegas Hardjuno di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Hardjuno menyebut, korupsi di Indonesia kini sudah dilakukan secara berjamaah dipicu lemahnya sistem dan kurangnya teladan dari pemimpin. Meskipun ia juga mengakui tidak semua pemimpin Indonesia berperilaku korup sebab terbukti masih ada pemimpin yang bersih dan berintegritas.
“Jika seorang pemimpin tidak bersikap tegas dan berintegritas dalam menegakkan hukum, maka ini akan merembes ke bawah dan mempengaruhi seluruh aparat negara. Inilah yang dimaksud dengan 'ikan busuk dari kepala.' Kerusakan di pucuk pimpinan bisa dengan mudah menyebar,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menyinggung pentingnya pejabat negara untuk hidup bersih dan menjadi teladan bagi rakyat. Menurut Hardjuno, ini adalah ajakan yang sangat tepat di tengah situasi di mana masyarakat sering kehilangan kepercayaan terhadap para pemimpin.
“Pidato Prabowo adalah pengingat keras bahwa pemimpin bukan hanya pengambil kebijakan, tetapi juga harus menjadi contoh moral dan etika bagi masyarakat. Ini bukan hanya soal kebijakan anti-korupsi, tetapi juga tentang bagaimana pemimpin hidup dan menjalankan tugasnya sehari-hari,” ungkapnya.
Lebih jauh, Hardjuno menilai bahwa salah satu langkah penting untuk memberantas korupsi adalah memperkuat penegakan hukum yang independen. Oleh karena itu, Hardjuno juga menekankan pentingnya membangun budaya integritas sejak dini, terutama di kalangan pejabat publik.
“Selain penegakan hukum, kita juga perlu membangun sistem pendidikan dan pelatihan yang menekankan pentingnya integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Hanya dengan cara ini kita bisa menciptakan generasi pemimpin yang lebih baik di masa depan,” kata dia.
Jakarta: Pengamat hukum Hardjuno Wiwoho mendukung penuh komitmen
Presiden Prabowo Subianto dalam
memerangi korupsi. Pasalnya, korupsi bukan hanya tentang perilaku individu, tetapi mencerminkan lemahnya sistem dan kurangnya teladan dari pemimpin.
Ia mengatakan, pidato Presiden Prabowo secara tidak langsung menyoroti bahwa selama ini masih banyak pemimpin yang belum memberi contoh baik dalam hal integritas dan pemberantasan korupsi. Sebelumnya dalam pidato pelantikannya, Prabowo mengutip pepatah "ikan busuk dari kepala".
“Bukan hanya satu atau dua kasus, tapi kita bisa melihat banyaknya mantan menteri, kepala daerah, hingga pejabat tinggi lainnya yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini menunjukkan bahwa memang ada masalah serius,” tegas Hardjuno di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.
Hardjuno menyebut, korupsi di Indonesia kini sudah dilakukan secara berjamaah dipicu lemahnya sistem dan kurangnya teladan dari pemimpin. Meskipun ia juga mengakui tidak semua pemimpin Indonesia berperilaku korup sebab terbukti masih ada pemimpin yang bersih dan berintegritas.
“Jika seorang pemimpin tidak bersikap tegas dan berintegritas dalam menegakkan hukum, maka ini akan merembes ke bawah dan mempengaruhi seluruh aparat negara. Inilah yang dimaksud dengan 'ikan busuk dari kepala.' Kerusakan di pucuk pimpinan bisa dengan mudah menyebar,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menyinggung pentingnya pejabat negara untuk hidup bersih dan menjadi teladan bagi rakyat. Menurut Hardjuno, ini adalah ajakan yang sangat tepat di tengah situasi di mana masyarakat sering kehilangan kepercayaan terhadap para pemimpin.
“Pidato Prabowo adalah pengingat keras bahwa pemimpin bukan hanya pengambil kebijakan, tetapi juga harus menjadi contoh moral dan etika bagi masyarakat. Ini bukan hanya soal kebijakan anti-korupsi, tetapi juga tentang bagaimana pemimpin hidup dan menjalankan tugasnya sehari-hari,” ungkapnya.
Lebih jauh, Hardjuno menilai bahwa salah satu langkah penting untuk memberantas korupsi adalah memperkuat penegakan hukum yang independen. Oleh karena itu, Hardjuno juga menekankan pentingnya membangun budaya integritas sejak dini, terutama di kalangan pejabat publik.
“Selain penegakan hukum, kita juga perlu membangun sistem pendidikan dan pelatihan yang menekankan pentingnya integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Hanya dengan cara ini kita bisa menciptakan generasi pemimpin yang lebih baik di masa depan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)