Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri prihatin dengan berkurangnya minat membaca generasi saat ini. Minat baca masyarakat perlu diperkuat, khususnya generasi muda.
"Jujur, miris dan pilu melihat kebiasaan membaca dan menulis mulai ditinggalkan. Tergerus perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, di mana waktu anak-anak kita, masa depan bangsa ini dihabiskan oleh smartphone atau gim," kata Firli di Jakarta, Minggu, 17 Mei 2020.
Firli mengatakan, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mesti diselaraskan. Caranya dengan menanamkan nilai-nilai atau budaya seperti membaca dan menulis melalui metode yang berbeda.
Tidak ada kata terlambat untuk membiasakan diri membaca atau menulis. Menurut Firli, wawasan, pengetahuan, karakter, dan integritas seseorang juga akan terbentuk lewat membaca.
"Karakter kuat, integritas yang tinggi serta penuh wawasan dan pengetahuan, sebagai modal utama seseorang untuk menghindari ragam permasalahan kehidupan, seperti laten korupsi yang masih menjadi musuh kita bersama," tutur Firli.
Momentum hari membaca buku nasional yang dicetuskan mantan Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar setiap 17 Mei, mestinya menjadi pemantik generasi muda untuk menggiatkan diri membaca. Terlebih untuk menyaring informasi yang dibutuhkan agar terhindar dari sisi negatif.
"Menyaring berbagai macam informasi yang masuk kepada generasi muda kita, agar tidak kehilangan arah dalam membentuk karakter calon penerus masa depan bangsa," ucap Firli.
Jakarta: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri prihatin dengan berkurangnya minat membaca generasi saat ini. Minat baca masyarakat perlu diperkuat, khususnya generasi muda.
"Jujur, miris dan pilu melihat kebiasaan membaca dan menulis mulai ditinggalkan. Tergerus perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, di mana waktu anak-anak kita, masa depan bangsa ini dihabiskan oleh
smartphone atau gim," kata Firli di Jakarta, Minggu, 17 Mei 2020.
Firli mengatakan, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mesti diselaraskan. Caranya dengan menanamkan nilai-nilai atau budaya seperti membaca dan menulis melalui metode yang berbeda.
Tidak ada kata terlambat untuk membiasakan diri membaca atau menulis. Menurut Firli, wawasan, pengetahuan, karakter, dan integritas seseorang juga akan terbentuk lewat membaca.
"Karakter kuat, integritas yang tinggi serta penuh wawasan dan pengetahuan, sebagai modal utama seseorang untuk menghindari ragam permasalahan kehidupan, seperti laten korupsi yang masih menjadi musuh kita bersama," tutur Firli.
Momentum hari membaca buku nasional yang dicetuskan mantan Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar setiap 17 Mei, mestinya menjadi pemantik generasi muda untuk menggiatkan diri membaca. Terlebih untuk menyaring informasi yang dibutuhkan agar terhindar dari sisi negatif.
"Menyaring berbagai macam informasi yang masuk kepada generasi muda kita, agar tidak kehilangan arah dalam membentuk karakter calon penerus masa depan bangsa," ucap Firli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)