Jakarta: Indonesia kembali dihadapkan pada lonjakan kasus covid-19 akibat varian Omicron. Per 29 Januari 2022, pasien Omicron mencapai 11.588 orang, sehingga total konfirmasi positif covid-19 di Indonesia menjadi 4.330.763 orang.
Kasus aktif covid-19 di Indonesia juga bertambah 8.981 menjadi 52.555. Pasien meninggal bertambah 17 kasus transmisi lokal dengan kumulatif 144.285 kasus (3,3 persen). Dari hasil uji laboratorium, spesimen yang selesai diperiksa sebanyak 383.401 spesimen dengan jumlah suspek 11.112 kasus.
"Kita perlu mengetahui ciri-ciri Omicron supaya bisa mencegahnya," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Minggu, 30 Januari 2022.
Berikut ciri-ciri varian Omicron yang sudah diketahui:
Tingkat penularan tinggi
Tingkat keparahan rendah
Memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam
Tanpa gejala
Omicron memicu gejala ringan dan tanpa gejala sehingga tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian Delta. Namun, risikonya tetap ada.
"Mari cegah Omicron dengan disiplin protokol kesehatan dan segerakan vaksinasi jika giliran kita sudah tiba," ujar Wiku.
Baca: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Sektor Nonesensial Diimbau Kerja di Rumah
Peningkatan kasus dalam seminggu terakhir didominasi tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Secara nasional, kasus dalam seminggu terakhir sebanyak 14.729 kasus, dan 13.316 kasus atau 90,4 persen berasal dari tiga provinsi tersebut.
Kenaikan Kasus di Bawah Lonjakan Delta
Meski tren kenaikan kasus konsisten meningkat, namun jumlah kasus hariannya masih jauh di bawah kenaikan saat lonjakan kasus kedua akibat varian Delta pada Juli 2021. Kenaikan pada satu minggu terakhir adalah sebesar 14.729 kasus, sedangkan pada puncak kedua mencapai 350.273 kasus dalam satu minggu.
"Namun kenaikan yang sudah terlihat konsisten saat ini terus menjadi perhatian pada penanganan covid-19," ujar Wiku.
Pemerintah atau Satgas daerah di provinsi yang mengalami kenaikan kasus perlu melakukan strategi mitigasi untuk menekan laju kasus selama dua minggu ke depan. Untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih tinggi, pemerintah daerah setempat diminta segera mengevaluasi dan kembali menegakkan implementasi protokol kesehatan, di sektor perkantoran, fasilitas publik, serta transportasi publik.
Pemerintah pusat akan berkoordinasi dan mengevaluasi upaya mitigasi daerah secara rutin. "Saya juga mengimbau bagi masyarakat pada tiga provinsi tersebut, terutama bagi kategori rentan, yaitu orang yang tidak dapat divaksin, anak-anak, dan lansia yang memiliki komorbid untuk menghindari aktivitas serta tempat dengan risiko penularan yang tinggi," ujar Wiku.
Pemerintah telah melakukan upaya antisipasi dengan menyediakan penambahan tempat tidur Wisma Atlet untuk Tower 4 dan 7, penyediaan rumah sakit dan hotel isolasi untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sebanyak 949 tempat tidur, serta total wisma karantina 18.759 tempat tidur dan hotel 16.021 tambahan.
Penyediaan lebih dari 20 hotel karantina untuk jemaah umrah dan penyiapan lebih dari 75 ribu tempat isolasi terpusat di seluruh wilayah Indonesia, serta penyediaan stok obat-obatan dan oksigen dengan mendatangkan 16 ribu oksigen konsentrator yang dikirimkan ke seluruh rumah sakit.
Baca: Epidemiolog: Gelombang Ketiga Covid-19 Berpotensi Terjadi di Indonesia
Menurut dia, penting bagi daerah yang sedang mengalami kenaikan kasus untuk memperketat implementasi protokol kesehatan dan menekan mobilitas ke daerah lain. Sehingga, mencegah transmisi antardaerah, terutama pada tiga provinsi dengan penyumbang kasus terbanyak, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
"Jika kasus pada tiga provinsi ini terkendali, daerah lain pun akan bisa terkendali. Kita tetap harus bisa menjaga agar daerah yang kasus yang masih rendah untuk tetap kondusif dan tetap rendah kasusnya," ujar Wiku.
Jakarta: Indonesia kembali dihadapkan pada lonjakan kasus
covid-19 akibat varian Omicron. Per 29 Januari 2022, pasien
Omicron mencapai 11.588 orang, sehingga total konfirmasi positif covid-19 di Indonesia menjadi 4.330.763 orang.
Kasus aktif covid-19 di Indonesia juga bertambah 8.981 menjadi 52.555. Pasien meninggal bertambah 17 kasus transmisi lokal dengan kumulatif 144.285 kasus (3,3 persen). Dari hasil uji laboratorium, spesimen yang selesai diperiksa sebanyak 383.401 spesimen dengan jumlah suspek 11.112 kasus.
"Kita perlu mengetahui ciri-ciri Omicron supaya bisa mencegahnya," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan tertulis, Minggu, 30 Januari 2022.
Berikut ciri-ciri varian Omicron yang sudah diketahui:
- Tingkat penularan tinggi
- Tingkat keparahan rendah
- Memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam
- Tanpa gejala
Omicron memicu gejala ringan dan tanpa gejala sehingga tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah ketimbang varian Delta. Namun, risikonya tetap ada.
"Mari cegah Omicron dengan disiplin protokol kesehatan dan segerakan vaksinasi jika giliran kita sudah tiba," ujar Wiku.
Baca:
Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Sektor Nonesensial Diimbau Kerja di Rumah
Peningkatan kasus dalam seminggu terakhir didominasi tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Secara nasional, kasus dalam seminggu terakhir sebanyak 14.729 kasus, dan 13.316 kasus atau 90,4 persen berasal dari tiga provinsi tersebut.
Kenaikan Kasus di Bawah Lonjakan Delta
Meski tren kenaikan kasus konsisten meningkat, namun jumlah kasus hariannya masih jauh di bawah kenaikan saat
lonjakan kasus kedua akibat varian Delta pada Juli 2021. Kenaikan pada satu minggu terakhir adalah sebesar 14.729 kasus, sedangkan pada puncak kedua mencapai 350.273 kasus dalam satu minggu.
"Namun kenaikan yang sudah terlihat konsisten saat ini terus menjadi perhatian pada penanganan covid-19," ujar Wiku.
Pemerintah atau Satgas daerah di provinsi yang mengalami kenaikan kasus perlu melakukan strategi mitigasi untuk menekan laju kasus selama dua minggu ke depan. Untuk mencegah lonjakan kasus yang lebih tinggi, pemerintah daerah setempat diminta segera mengevaluasi dan kembali menegakkan implementasi protokol kesehatan, di sektor perkantoran, fasilitas publik, serta transportasi publik.
Pemerintah pusat akan berkoordinasi dan mengevaluasi upaya mitigasi daerah secara rutin. "Saya juga mengimbau bagi masyarakat pada tiga provinsi tersebut, terutama bagi kategori rentan, yaitu orang yang tidak dapat divaksin, anak-anak, dan lansia yang memiliki komorbid untuk menghindari aktivitas serta tempat dengan risiko penularan yang tinggi," ujar Wiku.
Pemerintah telah melakukan upaya antisipasi dengan menyediakan penambahan tempat tidur Wisma Atlet untuk Tower 4 dan 7, penyediaan rumah sakit dan hotel isolasi untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sebanyak 949 tempat tidur, serta total wisma karantina 18.759 tempat tidur dan hotel 16.021 tambahan.
Penyediaan lebih dari 20 hotel karantina untuk jemaah umrah dan penyiapan lebih dari 75 ribu tempat isolasi terpusat di seluruh wilayah Indonesia, serta penyediaan stok obat-obatan dan oksigen dengan mendatangkan 16 ribu oksigen konsentrator yang dikirimkan ke seluruh rumah sakit.
Baca:
Epidemiolog: Gelombang Ketiga Covid-19 Berpotensi Terjadi di Indonesia
Menurut dia, penting bagi daerah yang sedang mengalami kenaikan kasus untuk memperketat implementasi protokol kesehatan dan menekan mobilitas ke daerah lain. Sehingga, mencegah transmisi antardaerah, terutama pada tiga provinsi dengan penyumbang kasus terbanyak, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
"Jika kasus pada tiga provinsi ini terkendali, daerah lain pun akan bisa terkendali. Kita tetap harus bisa menjaga agar daerah yang kasus yang masih rendah untuk tetap kondusif dan tetap rendah kasusnya," ujar Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)