Jakarta: Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat ini sudah berjalan lebih dari seminggu. Walaupun PTM sudah diberlakukan 100% namun faktanya terdapat 63,2% yang tidak menghendaki anak-anak yang berusia 6 hingga 13 tahun untuk divaksinasi. Padahal, vaksinasi ini adalah syarat untuk dapat melakukan PTM.
Anak-anak masih belum bisa mengambil keputusan sendiri mengenai vaksinasi ini. Karena itu, peran orang tua yang penting untuk pengambilan keputusan ini. Ternyata, beberapa orang tua masih khawatir akan mengenai vaksin ini. Dampak psikologis yang menjadi penyebab utamanya.
Para orang tua masih menganggap vaksin belum cocok untuk anak-anak sehingga kekhawatiran itu muncul. Mereka masih mempertanyakan apakah vaksin ini membuat anak sehat atau justru membuat anak sakit. Munculnya berita-berita hoaks juga menjadi salah satu penyebab. Banyak berita hoaks yang beredar mengenai vaksin yang merusak anak-anak.
Dewan Pakar Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, hal ini harus dikampanyekan. Para orang tua harus diedukasi bahwa vaksin justru melindungi anak-anak dari paparan covid-19 dan akibat yang ditimbulkan.
“Keraguan-keraguan yang harus disikapi dengan edukasi informasi dan akhirnya disampaikan ke publik seperti apa sebenarnya. Apa resikonya. Karena sebenenarnya anak-anak punya kerentanan tersendiri menghadapi covid ini," tambahnya dalam program Metro Pagi Primetime di Metro TV, Selasa, 11 Januari 2022.
Karena itu, harus ada sosialisasi yang lebih luas lagi ke orang tua apalagi angka anak-anak yang terpapar covid-19 cukup tinggi sekitar 10%. (Alifiah Nurul Rahmania)
Jakarta:
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat ini sudah berjalan lebih dari seminggu. Walaupun PTM sudah diberlakukan 100% namun faktanya terdapat 63,2% yang tidak menghendaki anak-anak yang berusia 6 hingga 13 tahun untuk di
vaksinasi. Padahal, vaksinasi ini adalah syarat untuk dapat melakukan PTM.
Anak-anak masih belum bisa mengambil keputusan sendiri mengenai vaksinasi ini. Karena itu, peran orang tua yang penting untuk pengambilan keputusan ini. Ternyata, beberapa orang tua masih khawatir akan mengenai vaksin ini. Dampak psikologis yang menjadi penyebab utamanya.
Para orang tua masih menganggap vaksin belum cocok untuk anak-anak sehingga kekhawatiran itu muncul. Mereka masih mempertanyakan apakah vaksin ini membuat anak sehat atau justru membuat anak sakit. Munculnya berita-berita hoaks juga menjadi salah satu penyebab. Banyak berita hoaks yang beredar mengenai vaksin yang merusak anak-anak.
Dewan Pakar Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, hal ini harus dikampanyekan. Para orang tua harus diedukasi bahwa vaksin justru melindungi anak-anak dari paparan covid-19 dan akibat yang ditimbulkan.
“Keraguan-keraguan yang harus disikapi dengan edukasi informasi dan akhirnya disampaikan ke publik seperti apa sebenarnya. Apa resikonya. Karena sebenenarnya anak-anak punya kerentanan tersendiri menghadapi covid ini," tambahnya dalam program Metro Pagi Primetime di Metro TV, Selasa, 11 Januari 2022.
Karena itu, harus ada sosialisasi yang lebih luas lagi ke orang tua apalagi angka anak-anak yang terpapar covid-19 cukup tinggi sekitar 10%. (
Alifiah Nurul Rahmania)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)