Pesawat maskapai Batik Air saat hendak mendarat di Balikpapan, 18 Agustus 2022. (ADEK BERRY / AFP)
Pesawat maskapai Batik Air saat hendak mendarat di Balikpapan, 18 Agustus 2022. (ADEK BERRY / AFP)

Kronologi Pilot-Kopilot Batik Air Tertidur di Penerbangan Menuju Jakarta Sampai Pesawat Keluar Jalur

Muhammad Syahrul Ramadhan • 09 Maret 2024 13:47
Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan pendahuluan terkait adanya pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur dalam penerbangan dari Kendari ke Jakarta. Insiden yang diklasifikasi KNKT sebagai serius in terjadi pada 25 Januari 2024.
 
Dalam laporan KNKT pilot dan kopilot pesawat Airbus A320 maskapai Batik Air rute Kendari-Jakarta yang tertidur selama 28 menit. Akibatnya pesawat registrasi PK-LUV tersebut sempat keluar jalur penerbangan dan tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC).
 
“Tidak ada yang terluka dalam insiden ini, dan tidak ada kerusakan di bagian pesawat,” seperti tertera dalam laporan awal pendahuluan KNKT yang diakses dari laman resmi, Sabtu, 9 Maret 2024.

Kronologi Pilot dan Kopilot Pesawat Batik Air Tertidur


Dalam laporan yang dirilis KNKT, pilot berusia 32 tahun dan kopilot berusia 28 tahun. Mereka mengoperasikan pesawat Airbus A320 yang membawa penumpang dari Jakarta menuju Kendari, dengan rute pulang pergi. Penerbangan tersebut dioperasikan oleh dua pilot dan empat kru pramugari. 

Sebelum melakukan penerbanagan menuju ke Kendari kopilot sempat menyampaikan dirinya kurang istirahat. Lalu di tengah penerbangan pilot yang menyadari kopilot kurang istirahat menawarkan untuk tidur.
 
Kopilot kemudian memutuskan tidur selama 30 menit. Penerbangan pun berlangsung dengan lancar.

Sempat Istirahat Makan Mie Instan

Ketika transit di di Bandar Udara Haluoleo, Kendari pilot dan kopilot menyempatkan untuk makan mi instan di kokpit . Setelah proses boarding penumpang selesai pesawat kembali terbang menuju Jakarta.
 
Dalam laportan KNKT pesawat melanjutkan penerbangan kembali pada pukul 00:05 Universal Time Coordinated (UTC) menuju Jakarta dengan nomor penerbangan BTK6723.
Total penumpang yang berada di pesawat menuju Jakarta itu tercatat sebanyak 153 orang.
 
Saat pesawat mencapai fase ketinggian jelajah 36 ribu kaki (cruising), pilot dan kopilot melepas headset dan volume pengeras kokpit dinaikan.
 
Saat itu pilot meminta izin kepada kopilot untuk beristirahat, dan kopilot mengambil alih tugas pilot sementara waktu.
 
Beberapa saat kemudian, pilot pun tertidur dengan kopilot yang masih terjaga mengambil alih tugasnya.
 
Selang beberapa waktu, pilot terbangun dan menawarkan kepada kopilot apakah dia ingin beristirahat. Namun, kopilot menolaknya dan pilot melanjutkan tidurnya.
 
“Kedua pilot kemudian melakukan percakapan non-tugas selama sekitar 30 detik dan kemudian PIC (pilot) melanjutkan untuk tidur. SIC (kopilot) mengetahui bahwa PIC sedang tidur dan melanjutkan tugasnya baik sebagai pilot maupun kopilot,” jelas laporan pendahuluan yang ditandatangani Soerjanto Tjahjono.
 
 
Baca juga: Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur, KNKT: Tidak ada yang Terluka

Pada saat penerbangan ini terjadi beberapa komunikasi antara kopilot dengan pramugari dan pemandu lalu lintas udara. Kopilot menanyakan kondisi penumpang karena merasa pesawat mengalami sedikit turbulensi.
 
Lalu komunikasi dengan pemandu lalu lintas udara meminta untuk untuk terbang 250 derajat karena menghindari cuaca buruk. ACC Makassar menginstruksikan pesawat untuk menghubungi ATC Jakarta atau ACC Jakarta.
 
Setelah 12 menit setelah transmisi terakhir kopilot, ACC Jakarta bertanya kepada kopilot membutuhkan waktu berapa lama untuk berada di jalur tersebut. Akan tetapi kopilot dan pilot tidak merespons. 
 
"28 menit setelah transmisi terakhir terekam dari SIC (kopilot), PIC (pilot) terbangun dari tidur dan sadar bahwa pesawat sudah tidak lagi berada di jalur penerbangan yang benar," tulis KNKT
 
Pilot segera membangunkan kopilot dan merespons panggilan dari ACC dan pilot pesawat lain. Pesawat kemudian diarahkan kembali menuju jalur penerbangan yang benar, dan berhasil mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan selamat.
 
Akibat insiden tersebut, KNKT mengeluarkan rekomendasi keselamatan untuk mengantisipasi hal yang sama apabila terjadi di kemudian hari.
 
Pedoman Pengoperasian Batik Air Indonesia Volume A (OM-A) menjelaskan bahwa pilot harus memiliki sebuah daftar pemeriksaan pribadi, yang mencakup kategori gangguan yang akan dialami pilot yang mencakup penyakit (illness) pengobatan (medication), stres (stress), alkohol (alcohol), kelelahan (fatigue) dan emosi (emotion) (IM SAFE).
 
Akronim IM SAFE dibuat agar dapat dengan mudah diingat ebelum melakukan tugas penerbangan.
 
“Investigasi yang dilakukan tidak menemukan panduan atau prosedur rinci dari daftar periksa pribadi IM SAFE, seperti pedoman penilaian untuk setiap kategori penurunan nilai,” tulis laporan tersebut.
 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan