Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 167 kali gempa susulan di wilayah Bawean, Jawa Timur. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan fenomena itu.
Daryono mengungkapkan fenomena ini karena karakter gempa kerak dangkal Bawean terjadi di batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen, sehingga cenderung rapuh dan mudah patah. Gempa Bawean diduga bersumber dari Sesar Muria.
“Berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuan homogen-elastik, miskin gempa susulan bahkan tanpa susulan,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Maret 2024.
Menurut dia, gempa susulan memang lazim terjadi pascagempa kuat. Namun, itu bukan hal yang perlu ditakuti. Banyaknya gempa susulan merupakan gambaran kondisi batuan yang rapuh mudah deformasi.
“Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan, sehingga kita jadi tahu aktivitas gempa akan segera berakhir,” ucap dia.
BMKG mencatat gempa susulan yang terjadi di Bawean, Jawa Timur, semakin jarang. Jika kemarin dalam satu jam mencapai 19 kali gempa, data terkini menunjukkan 1 jam hanya terjadi tiga gempa.
“Pelajaran yang dapat kita ambil ancaman gempa tidak hanya dari selatan, subduksi lempeng/megathrust, tetapi dari sesar aktif di daratan dan di laut utara Jawa Timur,” ujar Daryono.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mencatat 167 kali
gempa susulan di wilayah Bawean, Jawa Timur. Kepala Pusat
Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan fenomena itu.
Daryono mengungkapkan fenomena ini karena karakter gempa kerak dangkal Bawean terjadi di batuan kerak permukaan yang batuannya heterogen, sehingga cenderung rapuh dan mudah patah. Gempa Bawean diduga bersumber dari Sesar Muria.
“Berbeda dengan gempa kerak samudera yang batuan homogen-elastik, miskin gempa susulan bahkan tanpa susulan,” kata Daryono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 23 Maret 2024.
Menurut dia, gempa susulan memang lazim terjadi pascagempa kuat. Namun, itu bukan hal yang perlu ditakuti. Banyaknya gempa susulan merupakan gambaran kondisi batuan yang rapuh mudah deformasi.
“Gempa susulan yang banyak justru dapat memberi informasi peluruhan, sehingga kita jadi tahu aktivitas gempa akan segera berakhir,” ucap dia.
BMKG mencatat gempa susulan yang terjadi di Bawean, Jawa Timur, semakin jarang. Jika kemarin dalam satu jam mencapai 19 kali gempa, data terkini menunjukkan 1 jam hanya terjadi tiga gempa.
“Pelajaran yang dapat kita ambil ancaman gempa tidak hanya dari selatan, subduksi lempeng/megathrust, tetapi dari sesar aktif di daratan dan di laut utara Jawa Timur,” ujar Daryono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)