medcom.id, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dalam rangka penanganan kawasan kumuh, merancang `Program Prakarsa Permukiman 100-0-1001. Deretan angka tersebut maksudnya 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi melalui program-program kreatif dan inovatif dari Pemerintah Daerah, komunitas atau kelompok masyarakat.
Menteri PU Djoko Kirmanto, mengaku awalnya pesimis penanganan kawasan kumuh yang ditargetkan selesai pada 2019 tersebut. "Pada saat saya berada di Amerika beberapa waktu yang lalu, saya memberikan statement antara lain menyatakan program 100-0-100 dengan agak ragu-ragu. Karena untuk mencapai posisi 100 persen air minum untuk seluruh rakyat Indonesia, 100 persen santiasi untuk Indonesia, dan 0 persen kawasan kumuh itu memerlukan dana yang ratusan triliun jumlahnya," jelasnya.
Namun, Djoko kini optimis dengan programnya tersebut. Terlebih setelah berhasil bersinergi dengan pemangku kepentingan, termasuk peran serta masyatakat. "Hasilnya sudah terlihat. Gerakan ini harus menjadi gerakan nasional, sehingga target 100-0-100 pada 2019 akan tercapai," katanya seusai membuka peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Menurut Djoko, programnya itu sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencanaan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Target pembangunan sampai dengan 2019 adalah pelayanan akses universal air minum dan sanitasi kepada seluruh masyarakat serta terwujudnya kota tanpa kawasan kumuh.
Untuk progress yang dicapai tahun ini, akses aman air minum di Indonesia pada 2014 akan mencapai hingga 70 persen dan akses sanitasi hingga ke angka 65 persen. Pada kawasan kumuh akan dibangun prasarana dan sarana dasar air minum dan sanitasi untuk menambah akses air minum menjadi 100 persen dan akses sanitasi layak 100 persen, sehingga mengurangi kawasan kumuh hingga 0 persen pada 2019. (adv)
medcom.id, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dalam rangka penanganan kawasan kumuh, merancang `Program Prakarsa Permukiman 100-0-1001. Deretan angka tersebut maksudnya 100 persen akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi melalui program-program kreatif dan inovatif dari Pemerintah Daerah, komunitas atau kelompok masyarakat.
Menteri PU Djoko Kirmanto, mengaku awalnya pesimis penanganan kawasan kumuh yang ditargetkan selesai pada 2019 tersebut. "Pada saat saya berada di Amerika beberapa waktu yang lalu, saya memberikan statement antara lain menyatakan program 100-0-100 dengan agak ragu-ragu. Karena untuk mencapai posisi 100 persen air minum untuk seluruh rakyat Indonesia, 100 persen santiasi untuk Indonesia, dan 0 persen kawasan kumuh itu memerlukan dana yang ratusan triliun jumlahnya," jelasnya.
Namun, Djoko kini optimis dengan programnya tersebut. Terlebih setelah berhasil bersinergi dengan pemangku kepentingan, termasuk peran serta masyatakat. "Hasilnya sudah terlihat. Gerakan ini harus menjadi gerakan nasional, sehingga target 100-0-100 pada 2019 akan tercapai," katanya seusai membuka peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Menurut Djoko, programnya itu sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencanaan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Target pembangunan sampai dengan 2019 adalah pelayanan akses universal air minum dan sanitasi kepada seluruh masyarakat serta terwujudnya kota tanpa kawasan kumuh.
Untuk progress yang dicapai tahun ini, akses aman air minum di Indonesia pada 2014 akan mencapai hingga 70 persen dan akses sanitasi hingga ke angka 65 persen. Pada kawasan kumuh akan dibangun prasarana dan sarana dasar air minum dan sanitasi untuk menambah akses air minum menjadi 100 persen dan akses sanitasi layak 100 persen, sehingga mengurangi kawasan kumuh hingga 0 persen pada 2019. (adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)