medcom.id, Jakarta: Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal tak setuju dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
MEA diyakini tak membawa perubahan berarti bagi buruh untuk merealisasikan kebutuhan hidup layak.
"Orang kerja 30 tahun, 40 tahun tapi tetap miskin, itu jahanam. Buat apa kita kerja," katanya dalam seminar nasional bertajuk Tantangan dan Peluang Tenaga Kerja Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2014).
Menurutnya, pemerintah tidak memiliki alasan kuat memasukan Indonesia dalam perdagangan bebas ASEAN. Bahkan salah satu isi dari MEA tersebut kembali memberlakukan upah murah layaknya rezim Soeharto.
Terlebih, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan namun hingga hari ini pemerintah masih bisa membuat ukuran pendapatan terendah dan tertinggi. Artinya pertumbuhan ekonomi dengan ukuran pendapatan tersebut tidak sejalan dan menjadi paradoks.
"Stop Masyarakat Ekonomi ASEAN yang hanya menguntungkan pemerintah dan pengusaha. Kita hanya akan jadi pasar. Era Jokowi kembali ke rezim Soeharto dengan upah murah," katanya.
medcom.id, Jakarta: Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal tak setuju dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
MEA diyakini tak membawa perubahan berarti bagi buruh untuk merealisasikan kebutuhan hidup layak.
"Orang kerja 30 tahun, 40 tahun tapi tetap miskin, itu jahanam. Buat apa kita kerja," katanya dalam seminar nasional bertajuk Tantangan dan Peluang Tenaga Kerja Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2014).
Menurutnya, pemerintah tidak memiliki alasan kuat memasukan Indonesia dalam perdagangan bebas ASEAN. Bahkan salah satu isi dari MEA tersebut kembali memberlakukan upah murah layaknya rezim Soeharto.
Terlebih, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan namun hingga hari ini pemerintah masih bisa membuat ukuran pendapatan terendah dan tertinggi. Artinya pertumbuhan ekonomi dengan ukuran pendapatan tersebut tidak sejalan dan menjadi paradoks.
"Stop Masyarakat Ekonomi ASEAN yang hanya menguntungkan pemerintah dan pengusaha. Kita hanya akan jadi pasar. Era Jokowi kembali ke rezim Soeharto dengan upah murah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)