medcom.id, Jakarta: Kawasan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sepi dari pendukung Gubernur noanktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kondisi ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang selalu dipadati pendukung Ahok.
Berdasarkan pantauan Metrotvnews.com, hari ke-3 pasca Ahok dipindah dari Rutan Cipinang, Jakarta Timur, hampir tidak ada massa yang terlihat. Massa yang sempat menolak pulang pun tidak terlihat. Hanya sesekali pendukung Ahok datang mencoba berkunjung.
Sabri, Anita, dan Henni contohnya. Mereka bukan saudara, bukan pula kenalan. Tiga sekawan ini jauh-jauh datang dari Balikpapan, Kalimantan Timur, cuma ingin menyampaikan dukungan.
"Saya tidak kenal Ahok. Tapi kita lihat Jakarta berubah jika dibandingkan dipimpin oleh gubernur sebelum Ahok," kata Sabri, 60, saat dicegat pewarta seusai meninggalkan pos pemeriksaan Mako Brimob, Jumat 12 Mei 2017.
Alumni MIPA Universitas Indonesia angkatan 76 ini terpaksa balik kanan karena tidak diizinkan bertemu. "Belum boleh," kata dia.
Sementara itu, Henni mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa Ahok. Dia merasa Ahok sebagai korban. Hal ini juga banyak dirasakan masyarakat se-Indonesia. Akhirnya, banyak dukungan mengalir dari seluruh Nusantara.
"Banyak kan di kota-kota lain buat aksi Sejuta Lilin untuk Ahok," kata wanita berusia 60 tahun ini.
Berbeda dengan hari pertama, kawat berduri hari ini terpasang di depan pintu masuk Mako Brimob. Berdasarkan informasi dari petugas, kawat ini terpasang sejak pukul 17.00 WIB, kemarin. Pemasangan kawat berduri ini sebagai standar pengamanan karena banyaknya massa yang datang pada dua hari pertama.
Pewarta yang sebelumnya bisa mendekat hingga posisi pos pemeriksaan di gerbang utama, dilarang mendekat. Namun, pewarta masih diizinkan mengambil gambar dari bagian luar kawat berduri.
Tidak hanya pewarta lokal dan nasional, sejumlah pewarta asing juga terlihat datang merekam suasana tempat Gubernur nonaktif DKI Jakarta ini ditahan.
medcom.id, Jakarta: Kawasan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sepi dari pendukung Gubernur noanktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kondisi ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang selalu dipadati pendukung Ahok.
Berdasarkan pantauan
Metrotvnews.com, hari ke-3 pasca Ahok dipindah dari Rutan Cipinang, Jakarta Timur, hampir tidak ada massa yang terlihat. Massa yang sempat menolak pulang pun tidak terlihat. Hanya sesekali pendukung Ahok datang mencoba berkunjung.
Sabri, Anita, dan Henni contohnya. Mereka bukan saudara, bukan pula kenalan. Tiga sekawan ini jauh-jauh datang dari Balikpapan, Kalimantan Timur, cuma ingin menyampaikan dukungan.
"Saya tidak kenal Ahok. Tapi kita lihat Jakarta berubah jika dibandingkan dipimpin oleh gubernur sebelum Ahok," kata Sabri, 60, saat dicegat pewarta seusai meninggalkan pos pemeriksaan Mako Brimob, Jumat 12 Mei 2017.
Alumni MIPA Universitas Indonesia angkatan 76 ini terpaksa balik kanan karena tidak diizinkan bertemu. "Belum boleh," kata dia.
Sementara itu, Henni mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa Ahok. Dia merasa Ahok sebagai korban. Hal ini juga banyak dirasakan masyarakat se-Indonesia. Akhirnya, banyak dukungan mengalir dari seluruh Nusantara.
"Banyak kan di kota-kota lain buat aksi Sejuta Lilin untuk Ahok," kata wanita berusia 60 tahun ini.
Berbeda dengan hari pertama, kawat berduri hari ini terpasang di depan pintu masuk Mako Brimob. Berdasarkan informasi dari petugas, kawat ini terpasang sejak pukul 17.00 WIB, kemarin. Pemasangan kawat berduri ini sebagai standar pengamanan karena banyaknya massa yang datang pada dua hari pertama.
Pewarta yang sebelumnya bisa mendekat hingga posisi pos pemeriksaan di gerbang utama, dilarang mendekat. Namun, pewarta masih diizinkan mengambil gambar dari bagian luar kawat berduri.
Tidak hanya pewarta lokal dan nasional, sejumlah pewarta asing juga terlihat datang merekam suasana tempat Gubernur nonaktif DKI Jakarta ini ditahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)