medcom.id, Pasuruan: Tidak akan masuk surga orang yang membuat tetangganya ketakutan atau tidak tenang. Kira-kira demikian pesan pemimpin Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini, Dusun Areng-Areng, Pasuruan, Jawa Timur, Abdul Mujib Imron atau karib disapa Gus Mujib.
Gus Mujib mengatakan ajaran itulah yang kerap dia bagi kepada para santrinya. Menurut Mujib, membuat orang lain takut adalah bentuk teror.
"Kita harus bisa bertetangga dengan siapa pun. Itulah akhlak santri," kata Gus Mujib saat menerima kunjungan Tim Sosialisasi Kontra Radikal Divisi Humas Polri di Ponpes Al Yasini, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa 6 Juni 2017.
Gus Mujib menyatakan, salah jika umat Islam membuat agamanya sendiri ditakuti orang lain. Ajaran Islam, kata dia, justru harus mengayomi seluruh golongan.
"Islam bukan agama teror, bukan agama radikal. Islam adalah agama yang mengayomi siapa pun," kata Gus Mujib.
Kepada sekitar 5 ribu santri-nya, Gus Mujib mengaku, selalu menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Cinta tanah air, kata dia, adalah sebagian dari iman.
"Dalam kamus kami enggak ada radikal. Nilai yang dibangun kiai kami adalah nilai-nilai seperti yang diajarkan Rasulullah," lanjut Gus Mujib.
Tim Divisi Humas Polri Dipimpin Kombes Slamet Pribadi menyambangi Ponpes Al Yasini, Pasuruan, Jatim
Angga, santri Ponpes Al Yasini, memastikan tak salah memilih tempat untuk menuntut ilmu. Menurutnya, Al Yasini tak cuma mengajarkan agama, tapi juga pelajaran soal cinta tanah air.
"Cinta tanah air tanpa harus bercerai berai. Itulah yang diajarkan. Juga tradisi Bhinneka Tunggal Ika," ucap Angga.
"Pesantren di sini menganut sistem moderat. Selain mencintai tanah air. Yang diajarkan menghargai jasa para pahlawan," sahut Shifa, santri lainnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah (Dalwa), Zainal Abidin, juga menyatakan pesantren di Pasuruan sohor mengusung konsep cinta tanah air kepada para santri. Sebagai wadah pendidikan agama, pesantren, kata dia, harus pula jadi tempat menghadirkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ini yang kita tanamkan. Tidak ada perbedaan antara bangsa Indonesia dan Islam," kata Zainal.
Tim Divisi Humas Polri Dipimpin Kombes Slamet Pribadi menyambangi Ponpes Al Yasini, Pasuruan, Jatim
Pemikiran-pemikiran semacam ini yang membuat Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Rizal Martomo, sedikit bernafas lega. Dia memastikan 42 pesantren yang ada di wilayah hukumnya mengajarkan rasa cinta tanah air dan menolak keras ajaran radikal.
"Wilayah kami rata-rata berbasis Nadhlatul Ulama (NU). Cukup kondusif dan tidak berkembang paham radikal," ucap Rizal di Mapolres Pasuruan Kota.
medcom.id, Pasuruan: Tidak akan masuk surga orang yang membuat tetangganya ketakutan atau tidak tenang. Kira-kira demikian pesan pemimpin Pondok Pesantren Terpadu Al Yasini, Dusun Areng-Areng, Pasuruan, Jawa Timur, Abdul Mujib Imron atau karib disapa Gus Mujib.
Gus Mujib mengatakan ajaran itulah yang kerap dia bagi kepada para santrinya. Menurut Mujib, membuat orang lain takut adalah bentuk teror.
"Kita harus bisa bertetangga dengan siapa pun. Itulah akhlak santri," kata Gus Mujib saat menerima kunjungan Tim Sosialisasi Kontra Radikal Divisi Humas Polri di Ponpes Al Yasini, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa 6 Juni 2017.
Gus Mujib menyatakan, salah jika umat Islam membuat agamanya sendiri ditakuti orang lain. Ajaran Islam, kata dia, justru harus mengayomi seluruh golongan.
"Islam bukan agama teror, bukan agama radikal. Islam adalah agama yang mengayomi siapa pun," kata Gus Mujib.
Kepada sekitar 5 ribu santri-nya, Gus Mujib mengaku, selalu menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Cinta tanah air, kata dia, adalah sebagian dari iman.
"Dalam kamus kami enggak ada radikal. Nilai yang dibangun kiai kami adalah nilai-nilai seperti yang diajarkan Rasulullah," lanjut Gus Mujib.
Tim Divisi Humas Polri Dipimpin Kombes Slamet Pribadi menyambangi Ponpes Al Yasini, Pasuruan, Jatim
Angga, santri Ponpes Al Yasini, memastikan tak salah memilih tempat untuk menuntut ilmu. Menurutnya, Al Yasini tak cuma mengajarkan agama, tapi juga pelajaran soal cinta tanah air.
"Cinta tanah air tanpa harus bercerai berai. Itulah yang diajarkan. Juga tradisi Bhinneka Tunggal Ika," ucap Angga.
"Pesantren di sini menganut sistem moderat. Selain mencintai tanah air. Yang diajarkan menghargai jasa para pahlawan," sahut Shifa, santri lainnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah (Dalwa), Zainal Abidin, juga menyatakan pesantren di Pasuruan sohor mengusung konsep cinta tanah air kepada para santri. Sebagai wadah pendidikan agama, pesantren, kata dia, harus pula jadi tempat menghadirkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
"Ini yang kita tanamkan. Tidak ada perbedaan antara bangsa Indonesia dan Islam," kata Zainal.
Tim Divisi Humas Polri Dipimpin Kombes Slamet Pribadi menyambangi Ponpes Al Yasini, Pasuruan, Jatim
Pemikiran-pemikiran semacam ini yang membuat Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Rizal Martomo, sedikit bernafas lega. Dia memastikan 42 pesantren yang ada di wilayah hukumnya mengajarkan rasa cinta tanah air dan menolak keras ajaran radikal.
"Wilayah kami rata-rata berbasis Nadhlatul Ulama (NU). Cukup kondusif dan tidak berkembang paham radikal," ucap Rizal di Mapolres Pasuruan Kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)