medcom.id, Jakarta: Berbicara Pulau Kalimantan, tak bisa lepas dari kekayaan alam dan budaya. Yang paling dikenal antara lain Suku Dayak dan hutan tropis yang merupakan paru-paru dunia di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Sebagai ibu kota provinsi, Palangka Raya sebagai titik awal untuk menjelajahi jantung Pulau Kalimantan dan merupakan kota yang menghubungkan semua area termasuk Kalimantan Selatan.
Kota Palangka Raya memiliki tiga wajah, yaitu wajah perkotaan, pedesaan, dan wajah hutan.
Di sana ada satu putra daerah yang menunjukkan kecintaan pada tempat kelahirannya itu dengan membuat alat musik, seperti kecapi dan gendang. Dia adalah Subardi. Ia meyakini seluruh tarian Dayak memakai alat musik tradisional tersebut.
Sehingga, apa yang ia lakukan tepat. Selain punya nilai jual, alat musik tradisional tersebut juga memiliki nilai seni yang menjunjung orisinalitas sukunya.
Selain seniman, bila berkunjung ke sana juga bisa menjumpai tarian Dayak asli di sanggar tari Betang Betarung.
Betang Betarung begitu mempertahankan keaslian budaya Dayak. Baik dari segi musik, maupun peserta sendratari merupakan generasi asli Suku Dayak.
Mereka antusias mempelajari dan melestarikan kekayaan kesenian para leluhurnya melalui tarian. Salah satunya penari muda Tris Sofia.
Berbekal kemampuan menari, Tris tergerak menularkan tarian daerahnya kepada pemuda lainnya. Kemudian, dia mendirikan sanggar Betang Betarung di halaman rumahnya.
Keikutsertaan generasi muda belajar tari Dayak terus meningkat setiap harinya. Hingga sanggar Betang Betarung menjadi perwakilan Kalimantan Tengah dalam setiap acara budaya baik nasional maupun internasional, serta menjuarai berbagai festival budaya.
Ingin tahu kelanjutan ceritanya? Saksikan di program IDEnesia Metro TV, Kamis 23 Agustus 2017, pukul 21.05 WIB. Jangan lupa, ikuti kuis IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan mem-follow Twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya.
medcom.id, Jakarta: Berbicara Pulau Kalimantan, tak bisa lepas dari kekayaan alam dan budaya. Yang paling dikenal antara lain Suku Dayak dan hutan tropis yang merupakan paru-paru dunia di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Sebagai ibu kota provinsi, Palangka Raya sebagai titik awal untuk menjelajahi jantung Pulau Kalimantan dan merupakan kota yang menghubungkan semua area termasuk Kalimantan Selatan.
Kota Palangka Raya memiliki tiga wajah, yaitu wajah perkotaan, pedesaan, dan wajah hutan.
Di sana ada satu putra daerah yang menunjukkan kecintaan pada tempat kelahirannya itu dengan membuat alat musik, seperti kecapi dan gendang. Dia adalah Subardi. Ia meyakini seluruh tarian Dayak memakai alat musik tradisional tersebut.
Sehingga, apa yang ia lakukan tepat. Selain punya nilai jual, alat musik tradisional tersebut juga memiliki nilai seni yang menjunjung orisinalitas sukunya.
Selain seniman, bila berkunjung ke sana juga bisa menjumpai tarian Dayak asli di sanggar tari Betang Betarung.
Betang Betarung begitu mempertahankan keaslian budaya Dayak. Baik dari segi musik, maupun peserta sendratari merupakan generasi asli Suku Dayak.
Mereka antusias mempelajari dan melestarikan kekayaan kesenian para leluhurnya melalui tarian. Salah satunya penari muda Tris Sofia.
Berbekal kemampuan menari, Tris tergerak menularkan tarian daerahnya kepada pemuda lainnya. Kemudian, dia mendirikan sanggar Betang Betarung di halaman rumahnya.
Keikutsertaan generasi muda belajar tari Dayak terus meningkat setiap harinya. Hingga sanggar Betang Betarung menjadi perwakilan Kalimantan Tengah dalam setiap acara budaya baik nasional maupun internasional, serta menjuarai berbagai festival budaya.
Ingin tahu kelanjutan ceritanya? Saksikan di program IDEnesia Metro TV, Kamis 23 Agustus 2017, pukul 21.05 WIB. Jangan lupa, ikuti kuis IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan mem-follow Twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
