Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi dampak kekeringan akibat fenomena El Nino. Fenomena alam ini diperkirakan terjadi pada Agustus dan September 2023.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan langkah pertama ialah dengan memberikan imbauan kepada daerah-daerah yang memiliki potensi terdampak El Nino. Pemerintah daerah (pemda) diminta memastikan ketersediaan air mencukupi.
"Tentu saja langkah mitigasinya adalah memastikan ketersediaan air, caranya adalah dengan mendatangkan hujan," ujar Suharyanto dalam diskusi FMB9ID secara virtual, Senin, 31 Juli 2023.
Ia mengatakan BNPB bersama Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendatangkan hujan. Air hujan diharapkan mengisi danau-danau ataupun embung-embung.
Suharyanto mengungkapkan BNPB juga telah menyiapkan sumur-sumur bor baru untuk menampung air hujan tersebut agar dapat digunakan masyarakat yang terdampak kekeringan akibat El Nino.
Langkah kedua, terkait antisipasi dan mitigasi terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat cuaca panas ekstrem yang disebabkan El Nino. Tahun ini, BNPB, menyiapkan langkah mitigasi karhutla pada enam provinsi prioritas berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020.
Enam provinsi tersebut yakni Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
"Dari provinsi-provinsi itu, kami sudah gelar apel kesiapan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi karhutla ini," ujarnya.
Ia mengungkapkan hal terpenting untuk menangani karhutla adalah dengan operasi darat. Pasukan-pasukan darat sudah diaktifkan dan disiagakan kembali mengingat tiga tahun terakhir ini kebakaran hutan dan lahannya relatif kecil.
Selain itu, mengembalikan fungsi perlengkapan-perlengkapan yang selama tiga tahun ini sudah banyak yang tua dan rusak. BNPB juga akan menambah peralatan yuang dibutuhkan.
"Kemudian, apabila operasi kebakaran hutan dan lahanya membesar, karena tidak bisa diatasi operasi darat, kami juga telah menyiapkan langkah terakhir dengan menggelar operasi udara melalui helikopter water bombing. Di enam provinsi itu juga sudah tersedia 31 unit helikopter untuk dapat digunakan," tuturnya.
Guna memonitor terjadinya karhutla, kata dia, seluruh aplikasi yang dimiliki kementerian/lembaga, TNI/Polri, pemerintah daerah, BNPB, dan BMKG telah diintegrasikan menjadi satu.
"Sehingga mudah-mudahan dengan kesiapan ini, apabila nanti terjadi kekeringan atau karhutla yang membesar bisa kita atasi," kata Suharyanto.
(Ficky Ramadhan)
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi dampak kekeringan akibat fenomena El Nino. Fenomena alam ini diperkirakan terjadi pada Agustus dan September 2023.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan langkah pertama ialah dengan memberikan imbauan kepada daerah-daerah yang memiliki potensi terdampak
El Nino. Pemerintah daerah (pemda) diminta memastikan ketersediaan air mencukupi.
"Tentu saja langkah mitigasinya adalah memastikan ketersediaan air, caranya adalah dengan mendatangkan hujan," ujar Suharyanto dalam diskusi FMB9ID secara virtual, Senin, 31 Juli 2023.
Ia mengatakan BNPB bersama Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mendatangkan hujan. Air hujan diharapkan mengisi danau-danau ataupun embung-embung.
Suharyanto mengungkapkan BNPB juga telah menyiapkan sumur-sumur bor baru untuk menampung air hujan tersebut agar dapat digunakan masyarakat yang terdampak kekeringan akibat El Nino.
Langkah kedua, terkait antisipasi dan mitigasi terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat cuaca panas ekstrem yang disebabkan El Nino. Tahun ini, BNPB, menyiapkan langkah mitigasi karhutla pada enam provinsi prioritas berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020.
Enam provinsi tersebut yakni Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
"Dari provinsi-provinsi itu, kami sudah gelar apel kesiapan dan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi karhutla ini," ujarnya.
Ia mengungkapkan hal terpenting untuk menangani karhutla adalah dengan operasi darat. Pasukan-pasukan darat sudah diaktifkan dan disiagakan kembali mengingat tiga tahun terakhir ini kebakaran hutan dan lahannya relatif kecil.
Selain itu, mengembalikan fungsi perlengkapan-perlengkapan yang selama tiga tahun ini sudah banyak yang tua dan rusak. BNPB juga akan menambah peralatan yuang dibutuhkan.
"Kemudian, apabila operasi kebakaran hutan dan lahanya membesar, karena tidak bisa diatasi operasi darat, kami juga telah menyiapkan langkah terakhir dengan menggelar operasi udara melalui helikopter water bombing. Di enam provinsi itu juga sudah tersedia 31 unit helikopter untuk dapat digunakan," tuturnya.
Guna memonitor terjadinya karhutla, kata dia, seluruh aplikasi yang dimiliki kementerian/lembaga, TNI/Polri, pemerintah daerah, BNPB, dan BMKG telah diintegrasikan menjadi satu.
"Sehingga mudah-mudahan dengan kesiapan ini, apabila nanti terjadi kekeringan atau karhutla yang membesar bisa kita atasi," kata Suharyanto.
(Ficky Ramadhan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)