Wapres Jusuf Kalla/MTVN/Dheri Agriesta
Wapres Jusuf Kalla/MTVN/Dheri Agriesta

Wapres Minta Universitas Memerangi Radikalisme

Dheri Agriesta • 06 Juni 2018 00:16
Jakarta: Radikalisme dikhawatirkan telah masuk ke dalam beberapa universitas sohor di Indonesia. Universitas pun diminta memerangi masuknya paham radikal itu.
 
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan radikalisme muncul dari pemahaman yang keliru. Untuk melawannya, universitas harus meluruskan pemahaman keliru tersebut.
 
"Jadi universitas harus memberikan pemahaman kepada seluruh mahasiswanya, hal-hal yang benar dan sesuai," jelas Kalla di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa, 5 Juni 2018.

Biasanya radikalisme masuk melalui pemahaman agama yang keliru. Kalla meminta universitas aktif meluruskan pemahaman agama mahasiswanya.
 
Salah satu cara mendatangkan tokoh agama atau tenaga pengajar yang paham mengatasi radikalisme. Universitas juga bisa memberikan pelatihan bela negara kepada mahasiswa.
 
"Pemahaman jangan melanggar hukum dan radikal, itu mestinya di kampus diajarkan, dan sekarang kan sudah banyak kuliah tentang bela negara, dan penindakan yang keras pada mahasiswa (yang melanggar)," jelas Kalla.
 
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) mensinyalir paham radikalisme tidak hanya memapar di tujuh PTN seperti yang beberapa waktu lalu dirilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). 
 
BNPT beberapa waktu lalu menyebutkan, sebanyak tujuh kampus ternama yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), hingga Insitut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB) terpapar radikalisme.  
 
"Saya melihat tidak hanya tujuh kampus itu saja yang terpapar, potensinya besar," kata Nasir, di Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan