Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di beberapa wilayah pada awal 2024. Fase pertama, operasi TMC dilaksanakan di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Sebagaimana rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), operasi TMC dilaksanakan mulai dari 3 hingga 8 Januari 2024. Pelaksanaan operasi TMC melibatkan BMKG, BNPB, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Perhubungan, TNI, Polri, dan instansi terkait lain.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengemukakan operasi TMC dapat diperpanjang atau dilaksanakan di wilayah lain sesuai dengan rekomendasi dari otoritas terkait dan permohonan pemerintah daerah.
"Kalau daerah membutuhkan dan mengajukan permohonan untuk dilakukan TMC, tentu dalam rangka mengurangi potensi risiko kebencanaan akan kita lakukan," kata Abdul Muhari dalam taklimat yang diikuti via daring di Jakarta, Senin, 8 Januari 2024.
Dia menyampaikan pelaksanaan operasi teknologi modifikasi cuaca dapat meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi. Ketika ada potensi awan yang akan berkumpul di satu titik dan dapat menimbulkan potensi bencana, seperti awan berpotensi hujan tinggi, sebelum bertemu, hujannya bakal diturunkan terlebih dahulu.
"Mungkin saja kalau kita tidak melakukan itu intensitas hujan di sini berlangsung tiga jam, dengan adanya TMC ini intensitas hujan berlangsung maksimal satu jam atau dua jam," ujar dia.
Dia mengatakan operasi TMC antara lain dilaksanakan untuk meminimalkan risiko banjir di daerah aliran Sungai Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (
TMC) di beberapa wilayah pada awal 2024. Fase pertama, operasi TMC dilaksanakan di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Sebagaimana rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), operasi TMC dilaksanakan mulai dari 3 hingga 8 Januari 2024. Pelaksanaan operasi TMC melibatkan BMKG, BNPB, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Perhubungan, TNI, Polri, dan instansi terkait lain.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengemukakan operasi TMC dapat diperpanjang atau dilaksanakan di wilayah lain sesuai dengan rekomendasi dari otoritas terkait dan permohonan pemerintah daerah.
"Kalau daerah membutuhkan dan mengajukan permohonan untuk dilakukan TMC, tentu dalam rangka mengurangi potensi risiko kebencanaan akan kita lakukan," kata Abdul Muhari dalam taklimat yang diikuti via daring di Jakarta, Senin, 8 Januari 2024.
Dia menyampaikan pelaksanaan operasi teknologi modifikasi
cuaca dapat meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi. Ketika ada potensi awan yang akan berkumpul di satu titik dan dapat menimbulkan potensi bencana, seperti awan berpotensi hujan tinggi, sebelum bertemu, hujannya bakal diturunkan terlebih dahulu.
"Mungkin saja kalau kita tidak melakukan itu intensitas hujan di sini berlangsung tiga jam, dengan adanya TMC ini intensitas hujan berlangsung maksimal satu jam atau dua jam," ujar dia.
Dia mengatakan operasi TMC antara lain dilaksanakan untuk meminimalkan risiko banjir di daerah aliran Sungai Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)