medcom.id, Mekkah: Matanya berkaca-kaca. Suaranya bergetar ketika menceritakan betapa ciut hatinya mendengar salawat Nabi bergema menyambut dirinya di Hotel Al Tayseer, Kota Mekkah, Arab Saudi. Afifudin, nama laki-laki itu, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya saat tiba di Tanah Suci Mekkah al Mukarromah.
Dengan mata merah yang nanar, Afifudin mengucap syukur. Selaku Ketua Rombongan 1 kelompok terbang (kloter) 1 JKS, ia dan rombongan tiba dengan selamat. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa suka citanya saat dilepas dengan salawat di Madinah dan kembali disambut dengan salawat di Mekkah.
“Saya terharu disambut salawat. Di sana (Madinah) juga salawat,” tutur Afifudin dengan logat Sunda kental sambil mengatur jemaah haji mencari kamar atau kopernya, Minggu (30/8/2015).
Bertempat di penginapan 704 Hotel Al Tayseer, sekitar pukul 15.00 kedatangan jemaah kloter I JKS disambut langsung di dalam bus oleh Ketua Muassasah Asia Tenggara Muhammad Amin Hasan Indragiri, Konjen RI Dharmakirty Syailendra Putra, dan Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat.
Dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata Muhammad Amin Hasan Indragiri mendoakan agar jemaah haji Indonesia bisa beribadah dengan baik. “Semoga semuanya menjadi haji mabrur,” ujar Amin di akhir sambutannya.
Saat kaki jemaah pertama turun dari bus Zhongtong, salawat Nabi dari kelompok marawis yang khusus disediakan Muassasah bergema. Satu persatu jemaah haji Indonesia yang sudah mengenakan pakaian ihram itu menggeret koper kecil masuk ke lobby.
Setangkai bunga mawar yang diberi muassasah dan seteguk air Zamzam segar menjadi pelengkap sambutan sederhana nan istimewa bagi para tamu-tamu Allah di Mekkah. Dengan langkah perlahan dan dibantu petugas PPIH, para jemaah yang rata-rata sudah tidak muda lagi itu duduk istirahat menunggu pembagian kamar di sofa ruang tunggu.
“Kamar lebih bagus yang ini (daripada di Madinah),” kata seorang jemaah calon haji, Saripudin Abah Emen, saat ditanya kondisi kamarnya sekarang.
Saripudin mendapat kamar yang memuat tiga orang. Di dalam kamar tersedia tiga kasur springbed, kulkas mini, pendingin ruangan, alas karpet, serta kamar mandi. “Ini enak. Ke sini juga pengarahannya enak,” tutur pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini.
Afifudin dan Abah Emen tampak bersemangat segera menunaikan umroh wajib malam ini. Begitu juga dengan jemaah lain, termasuk mereka yang lengan kirinya melingkar gelang merah pertanda sudah berumur di atas 60 tahun dan punya catatan medis.
Kerinduan mereka untuk melihat Kabah di Masjidil Haram sedikit tertunda karena perjalanan dari Madinah ke Mekkah memakan waktu 6-7 jam. Petugas PPIH mengimbau agar mereka istirahat lebih dulu dan baru ke Masjidil Haram saat matahari terbenam.
“Biar cuacanya tidak panas ke sana malam saja. Sekarang istirahat dulu. Boleh kencing, boleh buang air tapi nanti wudhu lagi,” pesan petugas pembimbing ibadah haji Profesor Aswadi ke beberapa jamaah. (mch)
medcom.id, Mekkah: Matanya berkaca-kaca. Suaranya bergetar ketika menceritakan betapa ciut hatinya mendengar salawat Nabi bergema menyambut dirinya di Hotel Al Tayseer, Kota Mekkah, Arab Saudi. Afifudin, nama laki-laki itu, tidak bisa menyembunyikan rasa harunya saat tiba di Tanah Suci Mekkah al Mukarromah.
Dengan mata merah yang nanar, Afifudin mengucap syukur. Selaku Ketua Rombongan 1 kelompok terbang (kloter) 1 JKS, ia dan rombongan tiba dengan selamat. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa suka citanya saat dilepas dengan salawat di Madinah dan kembali disambut dengan salawat di Mekkah.
“Saya terharu disambut salawat. Di sana (Madinah) juga salawat,” tutur Afifudin dengan logat Sunda kental sambil mengatur jemaah haji mencari kamar atau kopernya, Minggu (30/8/2015).
Bertempat di penginapan 704 Hotel Al Tayseer, sekitar pukul 15.00 kedatangan jemaah kloter I JKS disambut langsung di dalam bus oleh Ketua Muassasah Asia Tenggara Muhammad Amin Hasan Indragiri, Konjen RI Dharmakirty Syailendra Putra, dan Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat.
Dengan bahasa Indonesia yang terbata-bata Muhammad Amin Hasan Indragiri mendoakan agar jemaah haji Indonesia bisa beribadah dengan baik. “Semoga semuanya menjadi haji mabrur,” ujar Amin di akhir sambutannya.
Saat kaki jemaah pertama turun dari bus Zhongtong, salawat Nabi dari kelompok marawis yang khusus disediakan Muassasah bergema. Satu persatu jemaah haji Indonesia yang sudah mengenakan pakaian ihram itu menggeret koper kecil masuk ke lobby.
Setangkai bunga mawar yang diberi muassasah dan seteguk air Zamzam segar menjadi pelengkap sambutan sederhana nan istimewa bagi para tamu-tamu Allah di Mekkah. Dengan langkah perlahan dan dibantu petugas PPIH, para jemaah yang rata-rata sudah tidak muda lagi itu duduk istirahat menunggu pembagian kamar di sofa ruang tunggu.
“Kamar lebih bagus yang ini (daripada di Madinah),” kata seorang jemaah calon haji, Saripudin Abah Emen, saat ditanya kondisi kamarnya sekarang.
Saripudin mendapat kamar yang memuat tiga orang. Di dalam kamar tersedia tiga kasur springbed, kulkas mini, pendingin ruangan, alas karpet, serta kamar mandi. “Ini enak. Ke sini juga pengarahannya enak,” tutur pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini.
Afifudin dan Abah Emen tampak bersemangat segera menunaikan umroh wajib malam ini. Begitu juga dengan jemaah lain, termasuk mereka yang lengan kirinya melingkar gelang merah pertanda sudah berumur di atas 60 tahun dan punya catatan medis.
Kerinduan mereka untuk melihat Kabah di Masjidil Haram sedikit tertunda karena perjalanan dari Madinah ke Mekkah memakan waktu 6-7 jam. Petugas PPIH mengimbau agar mereka istirahat lebih dulu dan baru ke Masjidil Haram saat matahari terbenam.
“Biar cuacanya tidak panas ke sana malam saja. Sekarang istirahat dulu. Boleh kencing, boleh buang air tapi nanti wudhu lagi,” pesan petugas pembimbing ibadah haji Profesor Aswadi ke beberapa jamaah. (mch)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)