Pelepasan peneliti LIPI. Foto: Medcom.id/Yurike Budiman
Pelepasan peneliti LIPI. Foto: Medcom.id/Yurike Budiman

LIPI Mengarungi Lautan Bedah Misteri El Nino

Yurike Budiman • 18 November 2019 19:12
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memulai penelitian transport Indonesian seas, upwelling, mixing physics (triumph) di perairan selatan Jawa, Selat Bali, hingga Selat Makassar. Para peneliti membedah misteri El Nino dan La Nina.
 
"Dampak El Nino dan La Nina belum banyak diketahui. Data dan informasi hasil riset ini akan sangat berguna untuk menyusun strategi dan mitigasi, perubahan dampak perubahan iklim, yang tidak hanya di Indonesia tapi juga melihat secara global," kata pelaksana tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Nugroho Dwi Hananto di Pelabuhan Nizam Zachman, Jakarta Utara, Senin, 18 November 2019.
 
La Nina dan El Nino menunjukkan perubahan iklim bumi. El Nino terjadi ketika suhu air laut di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal. La Nina terjadi ketika suhu air laut di Samudra Pasifik turun di bawah rata-rata sekitarnya.

El Nino membuat pembentukan awan bekurang sehingga curah hujan menurun, tetapi kandungan klorofil-a pada lautan Indonesia meningkat. Kandungan klorofil-a yang meningkat berarti pasokan ikan di lautan melimpah.
 
Sementara itu, La Nina meningkatnya curah hujan Indonesia sehingga cuaca cenderung menjadi hangat dan lebih lembab. Fenomena La Nina membuat cuaca pada musim kemarau Indonesia menjadi lebih basah.
 
Nugroho menjelaskan riset triumph digelar guna mengetahui fenomena kenaikan massa air laut atau upwelling dan informasi perihal arus lintas Indonesia. LIPI juga akan menggali pengaruh dinamika samudera dan atmosfer terhadap pola cuaca dan iklim Indonesia
 
Dalam riset ini, potensi keanekaragaman hayati laut dalam di Indonesia juga diteliti. Pasalnya, masih banyak ekosistem laut Indonesia yang belum diketahui.
 
"Kelimpahan plankton yang ada pada lokasi penelitian sangat penting untuk mengetahui seberapa produktif perairan Samudra Hindia selatan Jawa terkait dengan potensi perikanan yang ada," ujar Nugroho.  
 
Penelitian dilakukan hingga Selasa, 24 Desember 2019. LIPI menggandeng The First Institute of Oceanography Tiongkok dan Department of Atmospheric and Oceanic Science University of Maryland Amerika Serikat.
 
Penelitian berlayar dengan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI. Pelayaran berlangsung dua tahap. Tahap pertama meliputi rute Teluk Jakarta, Selat Sunda, perairan Selatan Jawa, dan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur. Setelah itu, pelayaran berlanjut ke perairan selatan Jawa, Selat Bali, dan Selat Makasar.
 
Pelaksana tugas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Agus Haryono menjelaskan dalam penelitian laut lepas ini, pihaknya mengakuisisi data oseanografi, biota laut, dan cuaca. Perawatan tali tambat juga diulas. 
 
"Tahap kedua dilakukan dari tanggal 5-24 Desember 2019 nanti," kata Agus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan