Jakarta: Komisi I DPR RI meminta seluruh pihak terkait agar berupaya semaksimal mungkin dalam menemukan helikopter MI-17. Sebab, upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil sejak helikopter TNI tersebut hilang kontak pada 28 Juni 2019.
"Supaya semua kekuatan kita (dikerahkan) untuk menemukan helikopter itu," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha, di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.
Politikus Golkar itu mengungkapkan, berbagai upaya perlu dilakukan agar helikopter MI-17 segera ditemukan. Misalnya, dengan melibatkan Badan SAR Nasional (Basarnas) atau menggandeng pihak lain yang mempunyai perangkat khusus.
Satya mencontohkan kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Seluruh pihak, termasuk kapal industri migas ikut membantu proses pencarian.
"Maka kita minta bantuan dari seluruh aparat. Dan tidak menutup kemungkinan meminta bantuan dari pihak lain untuk menemukan. Ini sangat penting karena terkait nasib keluarga yang ditinggalkan. Kejadian itu fatal," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 hilang kontak pada Jumat, 28 Juni 2019, saat terbang dari Oksibil menuju Jayapura pukul 11.44 WIT. Helikopter tersebut membawa 12 penumpang dan kru.
Proses pencarian terus dilakukan. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, ada beberapa kendala dalam pencarian. Di antaranya cuaca dan kondisi medan yang sulit dijangkau.
"Medan yang begitu terpotong-potong dan tidak ada akses, hal itu yang kita terpaksa melakukan pencarian lewat udara," kata Andika.
Jakarta: Komisi I DPR RI meminta seluruh pihak terkait agar berupaya semaksimal mungkin dalam menemukan helikopter MI-17. Sebab, upaya yang dilakukan belum membuahkan hasil sejak helikopter TNI tersebut hilang kontak pada 28 Juni 2019.
"Supaya semua kekuatan kita (dikerahkan) untuk menemukan helikopter itu," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha, di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.
Politikus Golkar itu mengungkapkan, berbagai upaya perlu dilakukan agar helikopter MI-17 segera ditemukan. Misalnya, dengan melibatkan Badan SAR Nasional (Basarnas) atau menggandeng pihak lain yang mempunyai perangkat khusus.
Satya mencontohkan kejadian jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Seluruh pihak, termasuk kapal industri migas ikut membantu proses pencarian.
"Maka kita minta bantuan dari seluruh aparat. Dan tidak menutup kemungkinan meminta bantuan dari pihak lain untuk menemukan. Ini sangat penting karena terkait nasib keluarga yang ditinggalkan. Kejadian itu fatal," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138 hilang kontak pada Jumat, 28 Juni 2019, saat terbang dari Oksibil menuju Jayapura pukul 11.44 WIT. Helikopter tersebut membawa 12 penumpang dan kru.
Proses pencarian terus dilakukan. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, ada beberapa kendala dalam pencarian. Di antaranya cuaca dan kondisi medan yang sulit dijangkau.
"Medan yang begitu terpotong-potong dan tidak ada akses, hal itu yang kita terpaksa melakukan pencarian lewat udara," kata Andika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)