Jembatan overpass Pelangi Antapani. (MI Bayu Anggoro)
Jembatan overpass Pelangi Antapani. (MI Bayu Anggoro)

Teknologi CMP Jembatan Antapani Solusi Pembangunan Infrastruktur

Dian Ihsan Siregar • 25 Januari 2017 23:41
medcom.id, Jakarta: Belum lama ini Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meresmikan jembatan overpas Pelangi Antapani. Dia menyebutkan, ke depan teknologi ‎Jembatan overpass Pelangi Antapani bisa menjadi modal pembangunan jembatan di daerah lain, sehingga terwujud banyak jembatan meski anggaran terbatas.
 
‎Jembatan overpas Pelangi Antapani menggunakan teknologi baja bergelombang bisa menjadi solusi lantaran tidak memerlukan anggaran yang besar dan waktu pengerjaan yang lebih cepat. Terkait hal itu, ‎Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jembatan Pelangi Antapani merupakan overpass yang menghubungkan jalan Jakarta dan jalan terusan Jakarta melewati Jalan Ibrahim Aji. 
 
"Jembatan overpass Pelangi Antapani menjadi proyek percontohan aplikasi teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP). CMP merupakan teknologi baru yang dikembangkan oleh Pusjatan Kementerian PUPR," kata Basuki dalam keterangan rilisnya yang diterima media, Rabu (25/1/2017). 

Sementara itu, Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga menerangkan, jembatan overpass Pelangi Antapani mempunyai beberapa keunggulan. Pertama, waktu pembangunan yang lebih cepat (6 bulan) dibanding teknologi yang menggunakan konstruksi beton yang umumnya memakan waktu 12 bulan. 
 
Kedua, bentangan konstruksi bisa mencapai 36 meter sehingga mampu mengakomodir delapan lajur kendaraan. Bentang panjang juga mempermudah proses konstruksi sehingga menghemat waktu dan biaya.  
 
Ketiga, saat proses konstruksi pembangunan tidak mengharuskan penutupan jalur kendaraan yang memberikan dampak yang sangat kecil terhadap kemacetan di sekitar lokasi konstruksi. 
 
Keempat, bentuk konstruksi jembatan layang baja bergelombang yang megah, dapat menambah nilai estetis suatu landscape dan bahkan bisa menjadi landmark suatu kawasan. 
 
"Terakhir, selain ramah lingkungan karena mengkonsumsi bahan alam konstruksi yang jauh lebih rendah dibanding konstruksi dengan teknologi beton, Jembatan overpass Pelangi Antapani yang dibangun dengan teknologi baju bergelombang mempunyai daya tahan yang lama, lebih dari 100 tahun," kata Danis. 
 
Kepala Pusjatan Kementerian PUPR, Herry Vaza menambahkan, teknologi CMP merupakan pengembangan teknologi Corrugated Steel Arch. Teknologi ini menggunakan timbunan ringan mortar busa dengan struktur baja bergelombang. 
 
Lebih lanjut Herry mengatakan penggunaan teknologi CMP dalam pembangunan Jembatan overpass Pelangi Antapani mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi yang diperoleh dari hasil konstribusi penggunaan mortar busa untuk timbunan pendekat jembatan yang menjadi ciri khas dari teknologi CMP.
 
Menurut Herry, potensi penggunaan CMP tidak hanya dipergunakan untuk membangun jembatan pada perlintasan kereta api, namun sangat cocok untuk persimpangan jalan yang menbutuhkan bentang yang panjang.
 
Peletakan batu pertama overpass Antapani dilaksanakan pada 10 Juni 2016. Proyek Jembatan Pelangi mulai diuji coba di lintasi kendaraan pada 28 Desember 2016. Total biaya pembangunan jembatan overpass Pelangi Antapani berjumlah Rp35 miliar, dengan perincian Rp22 miliar berasal dari Pusjatan Kementerian PUPR, sebesar Rp10 miliar dari Pemerintah Kota Bandung, dan sisanya Rp3 miliar berasal pemerintah Korea dalam bentuk komponen material.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan