medcom.id, Jakarta: Terduga teroris di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Yayat Cahdiyat, 41, merupakan mantan narapidana. Ia pernah divonis hukuman penjara selama tiga tahun terkait kasus terorisme. Yayat pernah mengikuti pelatihan militer di Jantho, Aceh, pada 2011.
"Yang bersangkutan pernah terlibat kasus terorisme yakni pernah ikut pelatihan militer di Aceh yang kemudian pernah diproses hukum dan dijatuhi hukuman tiga tahun sejak 2012 sampai 2015," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta Selatan, dikutip Media Indonesia, Selasa 28 Februari 2017.
Yayat diduga terafiliasi dengan kelompok Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang.
Ujang Kusnanang pernah ditangkap Densus 88 pada 2012 lantaran menyembunyikan buron kasus terorisme terkait dengan pelatihan militer di Aceh.
Kelompok itu dikenal sebagai kelompok teroris Cikampek dan terafiliasi dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.
Sebuah bom panci dilaporkan meledak di Kota Bandung pada Senin 27 Februari.
Bom yang diletakkan dua pelaku teror itu meledak di Taman Pandawa, Jalan Pandawa, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Pelaku yang berjumlah dua orang itu salah satunya dapat dilumpuhkan tim Brimob Polda Jabar dan Polrestabes Bandung setelah dikepung hampir 2 jam.
Yayat, salah seorang pelaku, tewas tertembus timah panas dalam penggerebekan.
Kapolda Jabar Anton Charliyan mengatakan, motif aksi teror belum bisa dipastikan.
"Dugaan sementara, Yayat melakukan aksi pengeboman karena menginginkan pembebasan rekan-rekannya yang ditahan Densus 88," kata Anton.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun membenarkan motif tersebut.
Menurut Tito, dalam peristiwa itu polisi sudah memberikan tembakan peringatan sebanyak tiga kali sebelum pelaku ditembak di dada.
Pelaku, menurut Tito, pernah ikut latihan teroris di Aceh pada 2011.
Bom panci dilaporkan merupakan jenis bom baru yang marak dipakai para terduga teroris.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Yusri Yunus, mengatakan, tidak adanya korban jiwa dari masyarakat dalam insiden itu. Bom yang meledak tidak berdaya ledak tinggi.
"Beruntung bukan daya ledak tinggi. Kalau saja seperti itu (daya ledak tinggi), bisa jadi ada korban dari warga," ujar Yusri.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini dugaan teror bom panci tidak ada hubungannya dengan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.
medcom.id, Jakarta: Terduga teroris di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Yayat Cahdiyat, 41, merupakan mantan narapidana. Ia pernah divonis hukuman penjara selama tiga tahun terkait kasus terorisme. Yayat pernah mengikuti pelatihan militer di Jantho, Aceh, pada 2011.
"Yang bersangkutan pernah terlibat kasus terorisme yakni pernah ikut pelatihan militer di Aceh yang kemudian pernah diproses hukum dan dijatuhi hukuman tiga tahun sejak 2012 sampai 2015," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta Selatan, dikutip
Media Indonesia, Selasa 28 Februari 2017.
Yayat diduga terafiliasi dengan kelompok Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang.
Ujang Kusnanang pernah ditangkap Densus 88 pada 2012 lantaran menyembunyikan buron kasus terorisme terkait dengan pelatihan militer di Aceh.
Kelompok itu dikenal sebagai kelompok teroris Cikampek dan terafiliasi dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.
Sebuah bom panci dilaporkan meledak di Kota Bandung pada Senin 27 Februari.
Bom yang diletakkan dua pelaku teror itu meledak di Taman Pandawa, Jalan Pandawa, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Pelaku yang berjumlah dua orang itu salah satunya dapat dilumpuhkan tim Brimob Polda Jabar dan Polrestabes Bandung setelah dikepung hampir 2 jam.
Yayat, salah seorang pelaku, tewas tertembus timah panas dalam penggerebekan.
Kapolda Jabar Anton Charliyan mengatakan, motif aksi teror belum bisa dipastikan.
"Dugaan sementara, Yayat melakukan aksi pengeboman karena menginginkan pembebasan rekan-rekannya yang ditahan Densus 88," kata Anton.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun membenarkan motif tersebut.
Menurut Tito, dalam peristiwa itu polisi sudah memberikan tembakan peringatan sebanyak tiga kali sebelum pelaku ditembak di dada.
Pelaku, menurut Tito, pernah ikut latihan teroris di Aceh pada 2011.
Bom panci dilaporkan merupakan jenis bom baru yang marak dipakai para terduga teroris.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Yusri Yunus, mengatakan, tidak adanya korban jiwa dari masyarakat dalam insiden itu. Bom yang meledak tidak berdaya ledak tinggi.
"Beruntung bukan daya ledak tinggi. Kalau saja seperti itu (daya ledak tinggi), bisa jadi ada korban dari warga," ujar Yusri.
Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini dugaan teror bom panci tidak ada hubungannya dengan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)