medcom.id, Jakarta: Pemimpin Pondok Pesantren Buntet, KH. Adib Rofiuddin Izza menyebut Indonesia mengalami kemunduran moral. Saat ini, orang-orang tak menggunakan ilmu dan agamanya secara bersamaan.
"Indonesia lagi mengalami degradasi moral. Sekarang lagi ngetren orang bodoh tapi ngaku pintar. Orang-orang terlihat pintar agama dan menggunakan dalil," kata Adib dalam peringatan Maulid di Masjid Al-Huda, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/12/2016).
Adib menyayangkan banyaknya orang yang menggunakan dalil tanpa mengerti arti dan maksud dalil tersebut. Terlebih, dalil tersebut hanya digunakan untuk gaya-gayaan.
"Orang sekarang ini lebih mencintai kebaikan, tapi bodoh terhadap ilmunya. Ini tantangan untuk para ustaz," ungkap dia.
Dalam ceramah agama itu, Adib juga menegaskan untuk tidak membenci sesuatu secara berlebihan. Apalagi, lanjut dia, hingga menyebabkan kerusakan dan kehancuran.
"Allah tidak menyukai yang melebihi batas. Jangan pula kamu mencintai sesuatu sampai melebihi batas," ujarnya.
Ia pun mencontohkan sifat Nabi Muhammad yang penuh kasih. Seorang musuh yang hendak menghunuskan pedang ke jantung Nabi tiba-tiba luluh dengan kebaikan nabi terakhir itu.
medcom.id, Jakarta: Pemimpin Pondok Pesantren Buntet, KH. Adib Rofiuddin Izza menyebut Indonesia mengalami kemunduran moral. Saat ini, orang-orang tak menggunakan ilmu dan agamanya secara bersamaan.
"Indonesia lagi mengalami degradasi moral. Sekarang lagi ngetren orang bodoh tapi ngaku pintar. Orang-orang terlihat pintar agama dan menggunakan dalil," kata Adib dalam peringatan Maulid di Masjid Al-Huda, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/12/2016).
Adib menyayangkan banyaknya orang yang menggunakan dalil tanpa mengerti arti dan maksud dalil tersebut. Terlebih, dalil tersebut hanya digunakan untuk gaya-gayaan.
"Orang sekarang ini lebih mencintai kebaikan, tapi bodoh terhadap ilmunya. Ini tantangan untuk para ustaz," ungkap dia.
Dalam ceramah agama itu, Adib juga menegaskan untuk tidak membenci sesuatu secara berlebihan. Apalagi, lanjut dia, hingga menyebabkan kerusakan dan kehancuran.
"Allah tidak menyukai yang melebihi batas. Jangan pula kamu mencintai sesuatu sampai melebihi batas," ujarnya.
Ia pun mencontohkan sifat Nabi Muhammad yang penuh kasih. Seorang musuh yang hendak menghunuskan pedang ke jantung Nabi tiba-tiba luluh dengan kebaikan nabi terakhir itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)