Jakarta: Penanganan sampah plastik dapat diatasi dengan baik, jika pengelolaan sampah plastik dapat diterapkan secara masif. Sebab, pelarangan bukan satu-satunya penyelesaian masalah plastik.
"Kebijakan pelarangan tidak dipertimbangkan dampak holistik dengan kajian keilmuan yang telah dipublikasikan," kata Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim saat dihubungi, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.
Menurutnya, pengelolaan sampah plastik merupakan langkah yang tepat. Karena plastik merupakan objek diam yang tidak punya kaki untuk berpindah tempat, atau berniat mencemari lingkungan.
"Diperlukan program edukasi dan budaya di masyarakat untuk pengumpulan, pemilahan dan pembuangan sampah plastik pada tempatnya," papar Christine.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Pris Polly Lengkong mengatakan ada 3,7 juta orang di 25 provinsi bergantung pada sampah plastik dan sampah daur ulang lain dalam mencari nafkah.
"Pengurangan atau pelarangan plastik sudah pasti akan mengurangi pendapatan pemulung. IPI mengharapkan adanya sirkulasi ekonomi daur ulang ditingkatkan, khusus nya pada kantong plastik keresek agar ada peningkatan pendapatan pemulung," ujar Polly.
Di sisi lain, Polly menilai pemberlakukan kantong plastik keresek berbayar di supermarket hanya menguntungkan penjual plastik. Sedangkan, pendapatan pemulung tidak naik.
Menurutnya, Pemerintah harus meningkatkan harga daur ulang. Dengan begitu, pemulung semangat untuk mencari kantong kresek agar pendapatannya meningkat. "Sehingga (pemulung) dapat sejahtera dan hidup layak seperti manusia merdeka," pungkas dia.
Jakarta: Penanganan sampah plastik dapat diatasi dengan baik, jika pengelolaan sampah plastik dapat diterapkan secara masif. Sebab, pelarangan bukan satu-satunya penyelesaian masalah plastik.
"Kebijakan pelarangan tidak dipertimbangkan dampak holistik dengan kajian keilmuan yang telah dipublikasikan," kata Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim saat dihubungi, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2019.
Menurutnya, pengelolaan sampah plastik merupakan langkah yang tepat. Karena plastik merupakan objek diam yang tidak punya kaki untuk berpindah tempat, atau berniat mencemari lingkungan.
"Diperlukan program edukasi dan budaya di masyarakat untuk pengumpulan, pemilahan dan pembuangan sampah plastik pada tempatnya," papar Christine.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Pris Polly Lengkong mengatakan ada 3,7 juta orang di 25 provinsi bergantung pada sampah plastik dan sampah daur ulang lain dalam mencari nafkah.
"Pengurangan atau pelarangan plastik sudah pasti akan mengurangi pendapatan pemulung. IPI mengharapkan adanya sirkulasi ekonomi daur ulang ditingkatkan, khusus nya pada kantong plastik keresek agar ada peningkatan pendapatan pemulung," ujar Polly.
Di sisi lain, Polly menilai pemberlakukan kantong plastik keresek berbayar di supermarket hanya menguntungkan penjual plastik. Sedangkan, pendapatan pemulung tidak naik.
Menurutnya, Pemerintah harus meningkatkan harga daur ulang. Dengan begitu, pemulung semangat untuk mencari kantong kresek agar pendapatannya meningkat. "Sehingga (pemulung) dapat sejahtera dan hidup layak seperti manusia merdeka," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)